This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 26 April 2011

Surat Terbuka Bambang Noorsena
Untuk Saudara-saudara
Di Tanah Air


Shalom Aleikhem, Assalamu 'alaikum!

Tahiyatan Thayyibatan Amma Ba'du:
Surat Terbuka Bambang Noorsena
Untuk Saudara-saudara Seiman
Di Tanah Air


Shalom Aleikhem, Assalamu 'alaikum!

Tahiyatan Thayyibatan Amma Ba'du:

Saudara-saudaraku seiman, telah banyak tenaga kita
tercurah untuk menanggapi hujatan sia-sia kaum
"Penentang Allah" pada tahun-tahun terakhir ini.
Mereka sudah hambur-hamburkan banyak dana untuk
mencetak "Alkitab bajakan" dari terjemahan LAI (karena
mereka hanya membuang istilah "Allah", dan memakai
seluruh terjemahan ini)?
Tetapi seluruh argumen-argumen mereka dangkal, dengan pencomotan
referensi tanpa membaca penuh konteksnya, pengutipan harfiah ayat-ayat
Alkitab tanpa melihat latar belakang historis, bahkan semua data
archeologis dan filologis keserumpunan bahasa-bahasa semitik yang saya
ajukan, mereka jawab sekenanya dengan membenturkan secara harfiah dengan
ayat-ayat Alkitab, tanpa exegese yang dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah.

Mereka tetap ngotot berkata Allah itu "dewa air",
"dewa bulan", tanpa menang-gapi argumentasi saya
mengenai pemakaian istilah "Allah" di lingkungan
Yahudi dan Kristen dalam makna yang sama sekali
berbeda dengan diberikan kaum jahiliyah Mekkah pada
masa pra-Islam.
Tentang bukti-bukti inskripsi Kristen Arab pra-Islam
yang memakai istilah Allah, sudah saya buktikan
lengkap dengan foto-foto inskripsi itu, antara lain
sebagai berikut:

1.Inskripsi Zabad tahun 512 M, yang diawali dengan:Bism al-Ilah
(Dengan Nama Allah), lengkap dengan tanda salib yang
menujukkan asalnya dari lingkungan Kristen;
2.Inskripsi Umm al-Jimmal dari pertengahan abad ke-6 M
yang diawali dengan ungkapan: Allahu ghafran (Allah
Yang Mengampuni).
3.Inskripsi lain, seperti Hurran al-Lajja dari tahun
568 M, dan seluruh inskripsi Arab pra-Islam yang semua
berasal dari lingkungan Kristen.

Tentang bukti-bukti yang saya kemukakan ini, mereka
berkata bahwa argumentasi saya tidak berdasarkan
ayat-ayat Alkitab. Saya tidak mengerti jalan pikiran
mereka.
Di satu pihak mereka menuduh saya seperti itu, tetapi
di pihak lain mereka mendasarkan argumentasi pada
kutipan dari buku ini dan buku itu, yang juga bukan
Firman Tuhan untuk menolak istilah Allah. Tampaknya,
mereka sudah mempunyai pra-paham dari ayat-ayat
Alkitab yang mereka tafsirkan menurut kepentingan
mereka, lalu mereka cari-cari berbagai kutipan untuk
meneguhkan pra-paham mereka.
Bahkan, dari traktat-traktat mereka juga mereka
cantumkan gambar-gambar patung dari dewa-dewi
pra-Islam yang tidak jelas kaitannya langsung dengan argumentasi
yang mereka ajukan.


Di pihak lain, mereka memaksakan pemakaian nama Yahwe,
yang mereka katakan "sembahan kaum Yahudi dan
Kristen", dan mereka lalu memaksakan pencantuman
kembali nama itu dalam Perjanjian Baru.
Padahal dalam teks asli Perjanjian Baru, nama itu
diterjemahkan menjadi "Kurios" (Tuhan).
Pernah Sdr. Teguh Hendarto, salah seorang dari kaum
"Penentang Allah" itu, mengatakan kepada saya: "Memang
dalam teks Yunani tidak ada nama Yahwe, tetapi belum
tentu teks Yunani itu asli, mungkin kalau teks Ibrani ditemukan,
sama Yahwe pasti ada".
Argumentasi ini tentu saja konyol, bagaimana mungkin
mereka sudah begitu yakin mengajukan teori mereka,
sementara "masih menunggu bukti teks asli Ibrani"
ditemukan?
Hal ini dilakukakan mereka, karena mereka kepepet.

Betapa tidak? Perjanjian Baru Ibrani yang mereka kutip
dalam berbagai traktat mereka itu, jelas-jelas
disebutkan bukan teks asli, bahkan jelas-jelas pula
disebutkan bahwa itu hasil terjemahan dari bahasa
Yunani.
Sedangkan dalam seluruh teks asli Yunani nama Yahwe diterjemahkan
Kurios, kecuali Haleluyah (Pujilah
Yah/Yahwe) dalam Kitab Wahyu, karena ini sebuah seruan
doa.
Mereka menolak istilah Allah karena argumentasi
mereka, bahwa Allah pernah disembah di Ka'bah pada
zaman pra-Islam bersama dewi-dewi Mekkah, lalu saya
mengajukan bukti bahwa nama Yahwe pun juga pernah
disembah bersama-sama dewi kesuburan Palestina
(inskripsi Qirbeth el-Qom dan inskripsi Kuntilel
Ajrud).

Tetapi apakah ini berarti Yahwe "dewa dari agama
kafir?" Tetapi jawaban mereka, sudah dapat diduga.
"Itu kan sinkretisme di Israel pada zaman itu?", tulis> mereka.
Ini jelas tidak fair. Sebab bukankah Allah dipuja
bersama dewi-dewi Mekkah itu juga hasil sinkretisme?
Dan karena itu pula, tidak mewakili pandangan teologis
Islam atau Kristen Arab, karena makna seperti itu
(Allah sebagai dewa kafir) tidak ada dalam al-Qur'an
dan Injil berbahasa Arab.
Satu lagi mereka menolak perbandingan fakta yang saya
kemukakan di atas. Alasan mereka, dalam Islam Allah
adalah "nama diri" (the proper name). Untuk itu mereka
mengutip terjemahan-terjemahan al-Qur'an dalam bahasa
Inggris yang menanggap bahwa Allah itu "The proper
name", sehingga tidak bisa diterjemahkan.
Padahal, tidak semua umat Islam berpandangan seperti
itu. Faktanya, ada umat Islam yang menanggap Allah itu
"nama diri", karena itu ghayr al-musytaq (tidak punya
asal-usul dari kata lain), tetapi ada pula yang
menanggapnya musytaq (berasal dari kata al-Ilah).
Karena kedangkalan dan kemiskinan data yang mereka
ajukan, saya menganggap tidak perlu berdiskusi dengan
mereka.

Saya tidak terkejut, ketika membaca bahwa ada
"segelintir umat Islam" dari Wonosobo mengajukan
protes kepada LAI soal keberatan mereka istilah Allah
tercantum dalam Alkitab.
Pada bulan Juli lalu, ketika saya sempat pulang ke
Indonesia, saya membaca juga keberatan serupa diajukan
oleh seorang Muslim, yang kalau tidak salah dari salah
satu pimpinan Paguyuban Pencak Silat. Ya, tidak perlu ditanggapi.
Bagaimana guru Pencak Silat mengerti keserumpunan bahasa-bahasa
timur Tengah.
Tentu saja, mereka sangat awam untuk berbicara
mengenai soal-soal filologi sepelik ini.
Munculnya "Kelompok Mubaligh Wonosobo" ini, yang malah mencantumkan
judul surat mereka kepada LAI dengan "Peringatan Keras!", membuat
sayabertanya-tanya: "Apa-apaan lagi ini?" Teman-teman Muslim Wonosobo
ini, jelas-jelas tidak paham ayat al-Qur'an yang tegas-tegas
menyebutkan:

Alladzina ukhrijuu min diyarihim bi ghairi haqqin illa
'an yaquluu Rabuna llahu,wa lau laa daf'u llahin
nnaasa ba'dhuhum ba'dhin lahudimat shawami'u wa
biya'un wa shalawatun wa masaajidu yudhkaru fiihasmu
llahi katsiran, wa liyanshurana llahu min yanshuruhu.
Innallaha laqawwiyyun aziiz.

Artinya:
Orang-orang yang diusir dari kampung halaman mereka
tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka
berkata: Tuhan kami adalah Allah.
Dan seandainya Allah tidak mencegah keganasan manusia
atas manusia lainnya, tentu-lah telah dirobohkan
biara-biara, gereja-gereja, sinagoge-sinagoge dan
masjid-masjid yang didalamnya banyak disebut nama
Allah.
Sesungguhnya Allah pasti menolong orang-orang yang
menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa
dan Maha Perkasa (Q.s.Al-Hajj/22:40).

Bagaimana mungkin mereka menuntut orang Kristen untuk
tidak menggunakan istilah Allah, sedangkan al-Qur'an
sendiri menyaksikan bahwa dalam gereja-gereja,
biara-biara, sinagoge-sinagoge dan masjid-masjid nama
Allah sama-sama di-agungkan?
Mereka ini benar-benar tidak memahami sejarah. Cobalah
mereka berkunjung ke negara-negara Arab (kecuali Arab
Saudi yang tidak boleh ada komunitas non-Islam).
Mereka akan berjumpa bahwa orang-orang Kristen dan
Muslim sama-sama menggunakan istilah Allah, meskpun
secara teologis mereka memahaminya secara berbeda.

Saya menulis surat terbuka ini dari Kairo, tempat
dimana saya sekarang tinggal, dan sehari-hari saya
berbicara, belajar, berdoa dan mengaji Injil di Gereja
Ortodoks Koptik dalam bahasa yang sama dengan
saudara-saudara umat Islam.
Bahkan saudara-sauradaku dalam Tuhan, kalau anda
mengunjungi Kairo Kota Lama (Al-Qahirah al-Qadimah),
anda akan menyaksikan di pintu Gereja "Al-Mu'alaqqah"
(Haging's Church) dipahatkan kaligrafi Arab yang
indah: Allah Mahabah (Allah itu Kasih), dan juga di
pintu yang lain: Ra'isu al-Hikmata Makhaafatu llah
(Permulaan Hikmat adalah Takut kepada Allah).

Dari Gereja "al-Mu'alaqqah", anda bisa melewati sebuah
Gereja "Abu Sirga", -- yang dahulu pernah tinggal
"Keluarga Kudus" (Siti Maryam, Yesus Putra-Nya, dan
Yusuf al-Najjar) sewaktu pengungsian mereka ke Mesir,
dan akan menemukan juga sebuah sinagoge Yahudi "Ben
Ezra". Di sana anda bisa membaca data-data, bagaimana
dahulu Rabbi Moshe Ben Ma'imun menulis buku-buku agama
Yahudi dalam bahasa Ibrani dan Arab, antara lain 2
bukunya yang terkenal:

1. Al-Mishnah , yaitu Hukum Fiqh Yahudi , dalam bahasa
dan huruf Arab);
2. Dalilat el-Hairin (Panduan Untuk Kaum Yang
Kebingungan), dalam bahasa Arab tetapi beraksara
Ibrani.

Dalam kedua buku ini, nama Allah dipakai untuk
menerjemahkan El dan Elohim. Sedangkan ungkapan
Allahuma juga sering muncul untuk menerjemahkan kata
Elohim dalam konteks doa.
Selanjutnya, kalau anda keluar dari kompleks
gereja-gereja kuno tersebut, anda segera menyaksikan
Masjid 'Amr bin al-'Ash. Pada sore hari, anda akan
biasa mendengar gema adzan, dan "Taranim Mazamir" (mazmur-mazmur
yang dikasidahkan) dan "Mulahan Injil" (yaitu pembacaan Injil secara
tartil,tilawat).
Dalam keseharian, disana gema adzan Allahu akbar,
Allahu akbar (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar), dan
Shadaqallahul adzim (Maha Benar Allah dengan segala
Firman-Nya) menutup Pembacaan al-Qur'an, terdengar
bersama-sama dengan pujian Trisagion: Quddusullah,
Quddusul Qawwi ....(Kuduslah Allah, Kuduslah Yang Maha
Kuasa......), dan
Al-Majdu lillahi daiman (Kemuliaan Bagi Allah senantiasa), yang
biasanya menutup Pembacaan Injil.

Sebelum tahun 1973 (perang Mesir-Israel) bahkan umat
Yahudi, Kristen dan Islam hidup bersama, dan bahasa
Arab juga dipakai oleh umat Yahudi disamping bahasa
Ibrani.
Jadi, tidak mungkin kita mengkotak-kotakkan agama
berdasarkan bahasa: Yahwe (bahasa Ibrani) sembahan
Yahudi dan Kristen, dan Allah (bahasa Arab) sembahan
Muslim.
Apakah mereka itu takut imannya kabur, karena kesamaan
bahasa? Umat yang dewasa adalah umat yang tidak takut dikaburkan.
Mereka yang takut dengan kekaburan, itu berarti imannya sendiri masih
kabur.
Sudah jelas Tilawat al- Qur'an berbeda dengan
Tilawat/Mulahan Injil, Dua Kalimat Syahadat berbeda
dengan Qanun al-Iman (Pengakuan Iman Kristiani),
apalagi kata "Allah" yang di sepanjang sejarah ketiga
rumpun agama-agama semitik (Yahudi, Kristen dan Islam)
tidak pernah menjadi masalah, sampai munculnya kaum
yang berpandangan "hitam-putih" tersebut. Untuk
itulah, bersama ini saya kirimkan salah satu artikel
saya "Menjawab Hujatan Para Penentang Allah", yang
saya kutip dari buku saya: Menuju Dialog Teologis
Kristen-Islam (Yogyakarta: Yayasan Andi, 2002).

"Wa 'ala kulli hal....", kiranya Surat Terbuka ini
dapat membantu anda semua dalam menyikapi secara
cerdas segala propaganda dangkal mereka.
Wal takun 'alaikum jami'an Ni'matu Rabbina Yasu'
al-Masih wa Mahabatu llahi wa syarikatur Ruhil Quddus,
Amien. (May the grace of our Lord Jesus Christ and the
love of God and the fellowship of the Holy Spirit be
with you all, Amen).


Bambang Noorsena
Madinat al-Tahrir, Cairo, 9 Nopember 2004.

Kamis, 21 April 2011

JAMAN AUFKLARUNG

JAMAN PENCERAHAN (AUFKLARUNG)

(Pokok Bahasan XI)

PENCERAHAN

(Aufklärung, Jerman; Enlightenment, Inggris; eclaircissement, Prancis) berlangsung selama abad ke-17 dan ke-18.

Pada abad ini terjadi dua peristiwa penting, yaitu: The Glorious Revolution di Inggris tahun 1688 dan Revolusi Prancis tahun 1789.

sapare aude !
“beranilah berpikir sendiri”

Semboyan di atas menandai dimulainya jaman pencerahan. Immanuel Kant (1724-1804) menegaskan bahwa “pencerahan” merupakan sikap pembebasan manusia dari ke-tidak-dewasa-an (unmündigkeit) akibat kesalahannya sendiri.

Kesalahan itu terletak dalam keengganan atau ketidak-inginan manusia untuk memamfaatkan rasionya; orang lebih suka berpaut pada otoritas lain di luar dirinya (wahyu ilahi, nasihat para ahli, otoritas agama, atau negara).

Keyakinan pencerahan akan masa depan yang cerah mendapat dukungan kuat dari ilmu pengetahuan yang berkembang pesat kala itu, terutama ilmu pengetahuan alam dan teknik. Misalnya di Inggris, muncullah Isaac Newton (1643-1727) dengan hukum gravitasinya yang tidak mengijinkan segala macam spekulasi atau hipotesis atas fenomena dunia, melainkan menjamin kepastian. Hypotheses non fingo.

Di kalangan penyair, Newton dipuja sebagai pembawa terang: Nature and nature’s laws lay hid in night. God said, “Let Newton be!” and all was light. (Pada awalnya alam dan hukumnya tersembunyi dalam kegelapan malam. Allah berfirman “Jadilah Newton !”, maka segala sesuatunya menjadi terang).

PENCERAHAN DI TIGA KAWASAN PENTING

1. Inggris

Dalam wilayah sosial-politik, dihasilkanlah naskah-naskah penting yang menjamin kebebasan warga, mislahnya Habeas Corpus (1679) yang menetapkan bahwa seorang tahanan harus dihadapkan kepada seorang hakim dalam waktu tiga hari dan diberi tahun atas tuduhan apa ia ditahan. Hal ini menjadi dasar prinsip hukum bahwa seseorang hanya boleh ditahan atas perintah hakim.

Dalam ranah lainnya, Undang-undang Pers tahun 1693 menjamin kebebasan berpendapat bagi segenap warga. Ini berarti bahwa setiap orang memiliki hak untuk mengajukan kritik terhadap otoritas gereja atau negara tanpa perlu merasa takut. John Locke (1632-1704) mendesak agar dalam pemerintahan perlu ada pembagian kekuasaan dan memberikan jaminan atas hak kelompok minoritas mengadakan oposisi.

2. Prancis

Pencerahan di Prancis berlangsung secara liberal dan radikal –dengan sentimen anti-Gereja. Voltaire (1694-1778) menyerukan pemusnahan gereja “Ecrasez l’infâme !” (luluh lantakkan yang buruk). Contoh lainnya, adalah pendirian patung Dewi Rasio di dalam katedral Notre Dame, tahun 1793.

Puncaknya adalah manakala Prancis mencapai Revolusi Prancis yang diawali dengan penyerbuan penjara Bastille, tempat para tahanan politik dikurung, tanggal 14 Juli 1789.

3. Jerman

Pencerahan di Jerman lebih fokus pada persoalan moral dan upaya untuk menemukan hubungan antara rasio dan agama.

Gotthold Ephrain Lessing (1729-1781) dalam bukunya Pendidikan Bangsa Manusia melihat bahwa dengan dorongan semangat Pencerahan kelak akan tiba suatu jaman ketika kebenaran-kebenaran wahyu Allah dalam kitab suci akan digantikan dengan kebenaran-kebenaran berdasarkan akal budi, suatu jaman ketika orang “melakukan yang baik, karena hal itu adalah sesuatu yang baik, bukan karena adanya semacam ganjaran yang datang daripadanya”

Suatu ‘otonomi manusia’ menjadi proyek besar di sini. Suatu otonomi dalam berpikir dan menentukan tindakannya sesuai dengan prinsip-prinsip yang ia yakini sebagai sesuatu yang baik, benar, dan tahan uji.

Hal ini pulalah yang kita dapati dalam filsafatnya Kant. Bagi Kant, sudah tiba saatnya untuk menyatakan bahwa akal budi manusia adalah ukuran dan prinsip untuk segala-galanya; untuk apa saja yang ia ketahui (segi epistemologi), untuk apa saja yang ia perbuat (segi moral), dan untuk apa saja yang ia harapkan (segi teleologis).
Pandangan Kant di atas, mengarah pada ‘subjektivitas’ manusia. Berkat rasionya, sang ‘Aku’ menjadi pusat pemikiran, pusat pengetahuan, pusat perasaan, pusat kehendak, dan pusat tindakan sehingga manusia bukan lagi sebagai viator mundi (peziarah di dunia), melainkan sebagai faber mundi (pembuat dunia).

PARA FILOSOF JAMAN PENCERAHAN

Terdapat dua aliran filsafat yang saling bertentangan pada jaman ini, yaitu rasionalisme dan empirisme.

RASIONALISME

(Khususnya di Prancis dan Jerman) adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa sumber pengetahuan sejati adalah akal budi atau rasio, bukan pengalaman. Pengalaman hanya dapat dipakai untuk menegaskan pengetahuan yang telah didapatkan dari rasio. Rasio sendiri tidak memerlukan pengalaman; ia dapat menurunkan kebenaran-kebenaran dari dirinya sendiri berdasarkan asas-asas yang pasti. Metode kerjanya bersifat deduktif. Contohnya Matematika.

PARA FILSUF RASIONALISME

Para filsuf Rasionalisme sepakat bahwa rasio manusia mampu mengenal dan menjelaskan seluruh realitas berdasarkan asas atau prinsip pertama. Hanya mereka tidak sepakat mengenai jumlahnya. Menurut Descartes, prinsip pertama itu memiliki dua (atau lebih tepat tiga) substansi. Adapun Spinoza mengatakan hanya ada satu substansi. Sementara Leibniz mengatakan ada banyak substansi yang disebutnya sebagai monade.

Descartes: “Cogito, ergo sum”

Rene Descartes (Nama Latinnya, Renatus Cartesius, 1596-1650) dijuluki Bapak Filsafat Modern.

Filsafat Descartes berawal dari satu pertanyaan: Apakah ada metode yang pasti sebagai dasar untuk melakukan refleksi filosofis? Untuk menjawabnya, Descartes melakukan apa yang kemudian dinamakan sebagai sikap keragu-raguan radikal. Ia menganggap bahwa segala sesuatu yang ada hanyalah tipuan, dan tidak ingin menerima apapun sebagai ssesuatu yang benar, jika kita tidak memahaminya secara jelas dan terpisah. Hanya yang bisa dipahami dengan jelas dan terpisah itulah yang menjadi norma untuk menentukan kepastian dan kebenaran.

Namun, jika segala sesuatu diragukan keberadaannya, ada satu hal yang sama sekali tidak bisa diragukan lagi sehingga harus diterima secara mutlak, yakni kenyataan bahwa Aku yang sedang meragukan segala sesuatu ini ada! Orang bisa menyangkal segala sesuatu, namun ia tidak bisa menyangkal keberadaan dirinya sendiri. “Saat aku mencermati dan berpikir bahwa segala sesuatu adalah salah…, pada saat itu aku menyadari kebenaran ini:

“Aku berpikir, maka aku ada”. Kebenaran ini tampak sangat jelas dan pasti, sehingga anggapan kaum Skeptis tida bisa mengguncangkannya. Sehingga aku merasa yakin aku bisa menerima kebenaran ini sebagai prinsip pertama filsafat yang tengah aku cari ”

Ungkapan Descartes mengisyaratkan satu hal bahwa pemikiran atau kesadaran tidak bisa dipisahkan dari diri seseorang. Hakikat manusia adalah pemikiran (res cogitans)
“Benar, aku hanyalah makhluk yang berpikir … Makhluk yang bisa meragukan, mengamati, membenarkan, menolak, menginginkan, tidak menginginkan, berimajinasi, dan merasakan”
Bagi Descartes, kesadaran diri seseorang harus diterima sebagai kebenaran karena saya memahaminya dengan jelas dan terpisah. Dan inilah kerangka-bangun filsafat Descartes.

Berkat kesadaran diri yang diperoleh dari refleksi atas keraguan radikal, Deskartes membangun suatu jalan kepastian intuitif yaitu dengan cara dua langkah:

1. Arah “ke dalam” atau pada kesadaran individu bersangkutan.

Menurut Descartes, karena segala sesuatu dari luar tidak bisa dipercaya, manusia perlu mencari kebenaran dalam dirinya sendiri, sambil menggunakan kriteria di atas (jelas dan terpisah). Sebagai hasilnya, Descartes menemukan bahwa dalam diri manusia ada tiga hal yang disebutnya “ide-ide bawaan” (Ideae innatae).
a. Ide pemikiran (cogitatio)
b. Ide Allah (deus)
c. Ide keluasan (extentio)

2. Arah “ke luar”.

Dari adanya kesadaran diri (cogito), Descartes berusaha memahami realitas alam-dunia. Seperti halnya para pemikir Yunani dan Skolastik, Descartes juga sampai pada kesimpulan bahwa apa yang ada merupakan suatu substansi, yakni “ada” yang berdiri sendiri. Menurut Descartes, selain (1) Allah, masih ada dua substansi lain, yakni (2) jiwa yang dalam hal ini adalah pemikiran, (3) materi atau keluasaan. Namun, karena Descartes meragukan keberadaan segala sesuatu, maka ia kesulitan untuk menerima adanya suatu realitas lain di luar kesadaran, yakni realitas alam-dunia material yang mempunyai kejelasan dan keterpisahan tersendiri. Saat menghadapi hal ini, Descartes menemukan jalan keluarnya pada Allah sebagai penyebab pandangan kesempurnaan.

Bagi Descartes, Allah sebagai wujud sempurna tidak mungkin menipu. Disinilah, Descartes menjadikan Allah sebagai penjamin kepastian pengetahuan kita mengenai realitas material-empiris atau alam dunia.

Proses pengetahuan di awali dari “Aku” melalui Allah menuju dunia. Dilihat dari sisi objek-materialnya (dunia), Allah adalah yang pertama, segala sesuatu berdasar kepada-Nya. Namun, dilihat dari sudut proses pengetahuan, kesadaran manusialah yang pertama.

Tugas filsafat adalah:

“Mendapatkan pandangan yang menjadikan hidup ini bisa menghasilkan buah bukan mengusahakan pegetahuan yang bersifat teoritis (Skolastik), filsafat harus mengusahakan pengetahuan praktis yang memungkinkan kita mengenali daya dan kekuatan dari api, air, udara, bintang, dan segala sesuatu di sekitar kita –seperti halnya pekerjaan yang dijalani oleh para pengrajin. Dengan demikian, filsafat haruslah mampu memanfaatkan daya dan kekuatan dari semua unsur tersebut untuk segala macam keperluan praktis manusia sehingga menjadikan kita sebagai tuan dan pemilik alam ini”

EMPIRISME

Adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa pengalaman (empeiria, Yunani) merupakan sumber utama pengetahuan, baik pengalaman lahiriah ataupun pengalaman batiniah. Rasio bukan sumber pengetahuan, tetapi ia bertugas untuk mengolah bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman untuk dijadikan pengetahuan. Metodenya bersifat induktif. Contohnya Ilmu Pengetahuan Alam.

PARA FILSUF EMPIRISME

Rasionalisme dianut oleh para filsuf di wilayah Eropa, sedangkan Empirisme berasal dari Inggris. Empirisme dirintis oleh Francis Bacon yang menekankan metode empiris-eksperimental dalam menyelidiki apa yang bisa diketahui manusia. Setelah Bacon, Hobbes mendasarkan filsafat politiknya pada penelitian empiris atau motivasi-motivasi manusia yang dibandingkannya dengan sebuah arloji. Locke membangun epistemologinya dengan didasarkan pada anggapan bahwa semua pengetahuan manusia berasal dari pengalaman indrawi.

Locke: “Anggap saja, pikiran itu … seperti selembar kertas putih”

John Locke (1632-1704), lahir di Wrington dekat Briston. Persahabannya dengan Robert Boyle, seorang ahli kimia Inggris, membangkitkan minatnya pada pendekatan empiris. Sejak tahun 1691, Locke yang menderita penyakit asma akut ini, hidup di pedesaan hingga wafatnya pada tahun 1702. Pada batu nisannya terdapat kata-kata yang ditulis oleh Locke sendiri saat masih hidup:

“Wahai para pejalan kaki, berhentilah sejenak ! Di sini terbaring John Locke. Kalau Anda bertanya, orang seperti apa dia, ia akan menjawab: seorang yang hidupnya puas dengan hal-hal sederhana, ia memang dibesarkan oleh ilmu pengetahuan, namun apa yang telah dijalankan seluruh hidupnya adalah pengabdian pada kebenaran. Pelajarilah ini dari tulisannya-tulisannya !”

Tentang Pengetahuan

Dari manakah sumber pengetahuan yang bisa dipercaya? Dari mana pengetahuan itu berasal? Locke menjawabnya, “Pengalaman. Semua pengetahuan kita berdasarkan pengalaman; dan dari pengalaman inilah pengetahuan itu berasal.

Sebelum mengalami sesuatu, pikiran atau rasio kita seperti tabula rasa atau kertas kosong. Baru kemudian kertas itu mendapat isinya dari pengalaman.

Ada dua macam pengalaman yang bisa dibedakan, yaitu ;
1. “Pengalaman lahiriyah” (sense atau external sensation) atau pengalaman indrawi, yang berhubungan dengan realitas material yang ditangkap dengan pancaindra kita, dan
2. “Pengalaman batiniah” (internal sense atau reflection) yang terjadi apabila kesadaran melihat aktivitasnya sendiri dengan cara “mengingat”, “menghendaki”, “meyakini”, dan sebagainya.

Dari dua macam pengalaman ini diperoleh “pandangan-pandangan sederhana” (simple ideas), yakni isi kesadaran yang berfungsi sebagai data-data empiris. Pandangan ssederhana ini masih bisa dibedakan menjadi empat jenis, yaitu pandangan yang:
1. Diterima hanya oleh satu indera kita, misalnya warna diterima oleh indera mata, bunyi diterima oleh indra telinga;
2. Diterima melalui beberapa indra, misalnya ruang dan gerak;
3. Dihasilkan berkat refleksi kesadaran, misalnya kenangan atau memori;
4. Yang menyertai saat-saat terjadinya proses penerimaan atau refleksi, misalnya rasa tertarik, minat, dan waktu.
5. Dalam menerima pandangan ini, pemikiran atau rasio sama sekali pasif. Baru kemudian, setelah pandangan sederhana ini tersedia, rasio bekerja membentuk “Pandangan Kompleks” (Complex Ideas) dengan cara membandingkan, mengabstraksi, dan menghubungkan pandangan-pandangan sederhana tersebut.

Dalam hal ini ada tiga jenis pandangan kompleks yang bisa dibedakan, yaitu:
1. Substansi atau sesuatu yang berdiri sendiri, misalnya manusia atau tumbuhan;
2. Modi atau pandangan kompleks yang keberadannya bergantung kepada substansi, misalnya siang adalah modus dari hari;
3. Hubungan sebab-akibat, misalnya pandangan kausalitas dalam pernyataan: “air mendidih karena dipanaskan dengan api hingga 100 celsius”.
4. Kalau “Pandangan Sederhana” berasal secara langsung dari pengalaman indrawi, maka “Pandangan Kompleks” tidak bisa diamati secara langsung, tetapi diketahui melalui kombinasi-kombinasi dari berbagai pandangan tunggal.
5. Demikianlah, Locke merasa yakin telah dapat menjelaskan terjadinya pengetahuan manusia.[]
Diposkan oleh daman di 16:35
Label: Pengantar Filsafat

Rabu, 20 April 2011

MATREALISME

A. Sejarah Materialisme
Menurut Giddens, Materialisme Marx tidak berangkat dari sesuatu ”posisi antologi apapun juga yang di pikirkan secara logis” materialisme marx hanya berangkat dari suatu bentuk pemahaman bahwa kesadaran manusia merurupakan produk intraksi antar manusia dan dunia secara dialetik,di man di dalam intraksi tersebut, manusia secara aktif memberikan bentuk kepada dunianya,dan demikian pula sebaliknya dunia juga memberikan bentuk kepada manusia. Di dalam hal ini nampak bersebrangan dengan Feuerbach para ahli filsafat materialisme lainnya yan terlebih dahulu yang memahami hubungan kesadaran dengan dunia,sebagai suatu hubungan yang bersifat ”searah”.

Menurut Giddens, Marx menafsirkan sejarah sebagai ”suatu proses penciptaan dan peuasaan serta penciptaan ulang dari kebutuhan manusia yang terus-menerus.” di sini konsep ”kerja”, yang berarti intraksi-kreatif antara manusia dengan alam lebih penting karena menjadi landasan dari masyarakat manusia.

B. Materialisme
Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat di katakan benar-benar ada adalah materi. Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua penomena adalah hasil intraksi material. Materi adalah satu-satunya substansi sebagai teori materialisme termasuk paham antologi monistik.
Materialisme tidak mengakui entitas-entitas non material: roh, setan dan malaikat. Pelaku-pelaku immaterial tidak ada. Tidak ada Allah atau dunia adikodrati/supranatural. Realitas satu-satunya adalah materi dan segalah sesuatu menupakan manispetasi dari aktipitas materi. Materi dan aktipitasnya bersifat abadi tidak ada penggerak utama atau sebab pertama. Tidak ada kehidupan,tidak ada pikiran yang kekal. Semua gejalah berubah, akhirnya melampaui eksestensi, yang kembali lagi ke dasar material primordial, abadi, dalam suatu peralihan wujud yang abadi dari materi .


C. Depenisi Materialisme
Kata materialisme terdiri dari materi dan isme. Dalam kamus besar bahasa Indonesia materi adalah bahan benda; segalah sesuatu yang tanpak. masih dari kamus yang sama disebutkan bahwa meterialis adalah pengikut paham (ajaran) materialisme atau juga orang yang mementingkan kebendaan (harta,uang dsb).
Materialisme adalah pandagan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang mengatasi alam indra. Ini sesuatu dengan kaedah dalam bahasa Indonesia. Jika ada kata yang berhubungan dengan kata ”ismi” maka artinya adalah paham atau aliran.

D. Ciri-ciri Paham Materialisme
Ada lima dasar ideology yang di jadikan paham ini:
a. Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi (Ma’dah).
b. Tidak meyakini adanya alam gaib.
c. Menjadikan panca-indra sebagai satu-satu nya alat pencapai ilmu.
d. Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakan hukum.
e. Menjadikan kecondongan dan tabiat manisia sebagai akhlak.

E. Materialisme
Menurut Friedrich Engels materialisme pra-marx gagal memahami dan menjelaskan perkembangan dan gagal menginterprestasikan persoalan-persolan sosial (Dutt,1964) materialisme marx bukan paham yang menyatakan bahwa segala sesuatu adalah materi sepeti yang di ajarkan mazhab yang di pimpin oleh Molenschott dan Buechnr, melainkan bahwa kebudaan di dasarkan atas pertimbangan ekonomis.

F. Aliran-aliran dalam materialisme
1. Materialisme Mekanik
Materilisme mekanik adalah aliran filsafat yang pandangannya materialisme sedangkan metodenya mekanis. Aliran ini mengajarkan bahwa materi itu selalu dalam keadaan gerk dan berubah, gerak itu adalah gerakan yang mekanis artinya, gerak yang tetap selamanya atau gerak yang berulang-ulang (endless loop) seperti mesin yang tanpa perkembangan atau peningkatan secara kualitatif.
Materi mekanik tersistematis ketika ilmu tentang meknika mulai berkembang dengan pesat,tokoh-tokoh yang terkenal sebagai pengusung materialisme pada waktu itu ialah demokritus (± 460-370 SM), Heraklitus (±500 sm) kedua pemikir Yunani ini berpendapat bahwa aktivitas psikis hanya merupakan gerakan atom-atom yang sangat lembut dan mudah bergerak.
Mulai abad ke 4 Sebelum Masehi pandangan materilisme primitif ini mulai menurun pengaruhnya di gantikan dengan pandangan idealisme yang di usung oleh plato dan Aristoteles.sejek itu, ±1700 tahunlamanya dunia filsafat di kuasai oleh filsafat idialisme.
2. Materialisme Metafisik
Materialisme metafisikdi wakili oleh Ludwig feurbach, pandangan materialisme ini mengakui bahwa adanya ”ide absolute” pra-dunia dari Hegel, danya terlebih dahuluh “kategori-kategori logis” sebelum dunia ada, adalah tidak lain sisa-sisa khayalan dari kepercaan tentang adanya pencipta di luar dunia; bahwa dunia materil yang dapat di rasakan oleh Panca Indra kita adalah satu-satunya realitet. Tetapi materialisme metafisik melihat segala sesuatu tidak secara keseluruhannya,tidak dari saling hubungannya, atau segala sesuatu itu berdiri sendiri, dan segala sesuatu yang real itu tidak bergerak, diam.
Pandangan ini mengidamkan seorang manusia suci atau seorang resi suci yang penuh cinta kasih. Feur Bach berusaha memindahkan agama lama yang menekankan hubungan manusia dengan tuhan menjadi sebuah agama baru yaitu hubungan cinta kelamin antara manusia dengan manusia. seperti kata feurbach: ”Tuhan adalah bayangan manusia dalam cermin”, Feurbach menentang teologi, dalam filsafatnya atau “agama baru” -nya Feurbach mengganti kedudukan Tuhan dengan manusia, pendeknya manusia itu tuhan. Feurbach tidak melihat peran aktif dari ide dalam perkembangan materi, yang materi bagi Feurbach adalah misalnya, manisia (baca: materi, pen) sedangkan dunia di mana manusia itu tinggal tidak ada baginya.
3. Materialisme Dialektis Menurut Karl Marx
Materialisme dialektis adalah aliran filsafat yang bersandar pada matter (benda) dan metodenya dialektis. Aliran ini mengajarkan bahwa materi itu mempunyai keterhubungan satu dengan dengan lainnya, saling memepengaruhi, dan saling bergantung satu dengan yang lainnya .gerak materi itu adalah gerakan dialektis yaitu pergerakan atau perubahan menuju bentuk yang lebih tinggi atau lebih maju seperti spiral. Tokoh-tokoh pencetus filsafat ini adalah Karl Marx (1818-1883 m), Friendrich Engels (1820-1895 m).
Gerakan materi itu adalah gerak intern, yaitu bergerak atau berubah karena dorongan dari factor dalamnya (motive force-nya ).yang disebut ”diam“ itu hanya tampaknya atau bentuknya, sebab hakikat dari gejala yang tampaknya atau bentuknya “diam” itu isinya tetap gerak, jadi ”diam“ itu juga suatu bentuk gerak.
Metode yang di pakai adalah dialektika Hegel, Marx mengakui bahwa orang Yunani-lah yang pertama kali menemukan metode dialektika, tetapi Hegel-lah yang mensistematiskan metode tersebut. Tetapi oleh marx di jungkir balikan dengan bersandarkan materialisme. Marx dan temannya Engels mengambil materialisme feurbach dan membuang metodenya yang metafisis sebagai dasr dari filsafatnya. Dan memakai dielektika sebagai metode dan membuang pandangan idealis hegel. Dialektika hegel menentang dan menggulingkan metode metafisis yang selama beabad-abad menguasai lapangan filsafat. Hegel mengatakan ”yang penting dalam filsafat adalah metode bukan kesimpulan-kesimpulan mengenai ini dan itu”. Ia menunjukan kelemahan-kelemahan metafisika.
Kaum metafisis memandang sesuatu bukan dari keseluruhannya,tidak dari hubungannya, tetapi di pandangnya sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, sedangkan hegel memandang dunia sebagai badan kesatuan,segala sesuatu di dalamnya terdapat saling hubungan organic.kaum metafisis melihat segala sesuatu tidak dari geraknya ,melainkan sebagi yang diam, mati dan tidak berubah-ubah, sedang hegel melihat segalah sesuatu dari perkembangannya, dan perkembangan itu disebabkan kontradiksi internal,kaum metafisik berpendapat bahwa : ”segalah yang bertentangan adalah irasionil”. Mereka tidak tahu bahwa akal (reason) itu sendiri adalah pertentangan

MEMBACA MATREALISME

Materialisme, asal katanya dari bahasa Inggris : Materialism, dan ajaran ini menekankan pada keunggulan faktor-faktor”material” atas yang “spiritual” dalam metafisika, teori nilai, fisiologi, epistemologi atau penjelasan historis.

Beberapa pengertian tentang Materialisme.

1. Di dalam materialisme tidak terdapat entitas-entitas nonmaterial seperti : roh, hantu, setan dan malaikat. Pelaku-pelaku immaterial tidak ada.

2. Tidak ada Allah atau dunia adikodrati/supranatural. Realitas satu-satunya adalah materi dan segala sesuatu merupakan manifestasi dari aktivitas materi.

3. Materi dan aktivitasnya bersifat abadi. Tidak ada Penggerak Pertama atau Sebab Pertama.

4. Tidak ada kehidupan, tidak ada pikiran yang kekal. Semua gejala berubah, akhirnya melampaui eksistensi, yang kembali lagi ke dasar material primordial, abadi, dalam suatu peralihan wujud yang abadi dari materi.

Ada sekitar enam macam Materialisme, tetapi yang cukup popular adalah Materialisme Dialektis Marx-Engel.

1. Teorinya :

1.1. Kemajuan sosial terjadi melalui perjuangan konflik, interaksi, dan oposisi (khususnya kelas-kelas ekonomi).

1.2. Perkembangan atau munculnya satu tingkat masyarakat lainnya tidak terjadi secara gradual tetapi dengan lompatan-lompatan yang tiba-tiba dan kadang-kadang bersifat katastrofik.



2. Proses pemikiran:

2.1. Mengamati bagaimana semua barang berkaitan timbal balik secara tidak dapat ditawar-tawar sebagai suatu keseluruhan.

2.2. Menerima keharusan/keniscayaan dari keseluruhan yang berkaitan timbal-balik (yang merupakan esensi dari kebebasan).

2.3. Menerima ketakterelakan perjuangan, konflik, kontradiksi, perubahan, dan munculnya kebaruan dalam alam semesta.



3. Konsepnya,

Menyangkut konsep perjuangan (ketegangan, perubahan, kekuatan- kekuatan yang berlawanan) sebagai dorongan yang sangat fundamental dalam segala hal, antara lain :

3.1. Berjuang untuk menjadi lain dari pada adanya sebelumnya.

3.2. Berjuang untuk menghindari rintangan.

3.3. Berjuang untuk mengatasi benda-benda lain. Materialisme dialektik juga mengangkat konsep kesatuan, hubungan timbal balik secara niscaya dan rasional dalam alam semesta. Kebenaran sempurna tercapai karena mengetahui kebenaran-kebenaran akan eksistensi hal partikular manapun dan mengetahui bagaimana hal partikular berhubungan dengan semua hal lainnya yang ada dan sudah ada dalam alam semesta.



Pandangan terhadap Materialisme Dialektis.

Cita-cita humanistis para pendiri dan wakil-wakil terbaik dari Marxisme, yang bagi mereka, negara hanyalah suatu alat /cara untuk mengejar suatu tujuan, terletak dalam keinginan mereka untuk memperoleh kekuasaan politis. Demi keinginan ini kebebasan, kebahagiaan dan martabat seluruh bangsa dan generasi dikorbankan.Karena dasar teorinya adalah materialisme, maka etika sejati menjadi keniscayaan yang hilang, sebab seluruhnya dikorbankan demi kebaikan negara . Pribadi individual hanya bernilai, jika sejauh ia bernilai bagi negara, jika ia tidak bernilai di mata negara, maka individu itu dianggap tidak ada di mata negara.



Sumber : Dari berbagai bahan dan Kamus Filsafat, L. Bagus

IDEALISME,MATREALISME

IDEALISME, MATERIALISME
Diposkan oleh sunny di 02:41 . Sabtu, 11 April 2009
Label: IDEALISME, MATERIALISME

SEKlLAS PANDANG TENTANG ALlRAN FILSAFAT MODERN

I. IDEALISME
a.Pengertian Pokok.
Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran yang menganggap bahwa realitas ini terdiri atas roh-roh (sukma) atau jiwa. ide-ide dan pikiran atau yang sejenis dengan itu.

b.Perkembangan Idealisme.
Aliran ini merupakan aliran yang sangat penting dalam perkembangan sejarah pikiran manusia. Mula-mula dalam filsafat Barat kita temui dalam bentuk ajaran yang murni dari Plato. Yang menyatakan bahwa alam, cita-cita itu adalah yang merupakan kenyataan sebenarnya. Adapun alam nyata yang menempati ruang ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam idea itu.
Aristoteles memberikan sifat kerohanian dengan ajarannya yang menggambarkan alam ide sebagai sesuatu tenaga (entelechie) yang berada dalam benda-benda dan menjalankan pengaruhnya dari benda itu. Sebenarnya dapat dikatakan sepanjang masa tidak pernah faham idealisme hilang sarna sekali. Di masa abad pertengahan malahan satu-satunya pendapat yang disepakati oleh semua ahli pikir adalah dasar idealisme ini.
Pada jaman Aufklarung ulama-ulama filsafat yang mengakui aliran serba dua seperti Descartes dan Spinoza yang mengenal dua pokok yang bersifat kerohanian dan kebendaan maupun keduanya mengakui bahwa unsur kerohanian lebih penting daripada kebendaan. Selain itu, segenap kaum agama sekaligus dapat digolongkan kepada penganut Idealisme yang paling setia sepanjang masa, walaupun mereka tidak memiliki dalil-dalil filsafat yang mendalam. Puncak jaman Idealiasme pada masa abad ke-18 dan 19 ketika periode Idealisme. Jerman sedang besar sekali pengaruhnya di Eropah.


c.Tokoh-tokohnya.
1.Plato (477 -347 Sb.M)
2.B. Spinoza (1632 -1677)
3.Liebniz (1685 -1753)
4.Berkeley (1685 -1753)
5.Immanuel Kant (1724 -1881)
6.J. Fichte (1762 -1814)
7.F. Schelling (1755 -1854)
8.G. Hegel (1770 -1831)


II. MATERIALISME
a. Pengertian Pokok.
Materialisme merupakan faham atau aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu.

b. Perkembangan Materialisme.
Pada abad pertama masehi faham Materialisme tidak mendapat tanggapan yang serius, bahkan pada abad pertengahan, orang menganggap asing terhadap faham Materialisme ini. Baru pada jaman Aufklarung (pencerahan), Materialisme mendapat tanggapan dan penganut yang penting di Eropah Barat.

Pada abad ke-19 pertengahan, aliran Materialisme tumbuh subur di Barat. Faktir yang menyebabkannya adalah bahwa orang merasa dengan faham Materialisme mempunyai harapan-harapan yang besar atas hasil-hasil ilmu pengetahuan alam. Selain itu, faham Materialisme ini praktis tidak memerlukan dalildalil yang muluk-muluk dan abstrak, juga teorinya jelas berpegang pada kenyataankenyataan yang jelas dan mudah dimengerti.
Kemajuan aliran ini mendapat tantangan yang keras dan hebat dari kaum agama dimana-mana. Hal ini disebabkan bahwa faham Materialisme ini pada abad ke-19 tidak mengakui adanya Tuhan (atheis) yang sudah diyakini mengatur budi masyarakat. Pada masa ini, kritikpun muncul di kalangan ulama-ulama barat yang menentang Materialisme. Adapun kritik yang dilontarkan adalah sebagai berikut :

1. Materialisme menyatakan bahwa alam wujud ini terjadi dengan sendirinya dari khaos (kacau balau). Padahal kata Hegel. kacau balau yang mengatur bukan lagi kacau balau namanya.

2. Materialisme menerangkan bahwa segala peristiwa diatur oleh hukum alam. padahal pada hakekatnya hukum alam ini adalah perbuatan rohani juga.

3. Materialisme mendasarkan segala kejadian dunia dan kehidupan pada asal benda itu sendiri. padahal dalil itu menunjukkan adanya sumber dari luar alam itu sendiri yaitu Tuhan.

4. Materialisme tidak sanggup menerangkan suatu kejadian rohani yang paling mendasar sekalipun.

c. Tokoh-tokohnya.
1. Anaximenes ( 585 -528)
2. Anaximandros ( 610 -545 SM)
3. Thales ( 625 -545 SM)
4. Demokritos (kl.460 -545 SM)
5. Thomas Hobbes ( 1588 -1679)
6. Lamettrie (1709 -1715)
7. Feuerbach (1804 -1877)
8. H. Spencer (1820 -1903)
9. Karl Marx (1818 -1883)

BIG BANG

Ledakan Dahsyat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
"Big Bang" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain dari Big Bang, lihat Big Bang (disambiguasi).
Menurut model dentuman besar, alam semesta mengembang dari keadaan awal yang sangat padat dan panas dan terus mengembang sampai sekarang. Secara umum, pengembangan ruang semesta yang mengandung galaksi-galaksi dianalogikan seperti roti kismis yang mengembang. Gambar di atas merupakan gambaran konsep artis yang mengilustrasikan pengembangan salah satu bagian dari alam semesta rata.

Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar (bahasa Inggris: Big Bang) merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam semesta, berdasarkan kajian kosmologi tentang bentuk awal dan perkembangan alam semesta (dikenal juga dengan Teori Dentuman Besar atau Model Dentuman Besar). Berdasarkan pemodelan dentuman besar ini, alam semesta, awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat yang mengembang pesat, secara terus menerus hingga hari ini. Berdasarkan pengukuran terbaik tahun 2009, keadaan awal alam semesta bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu,[1][2] yang kemudian selalu menjadi rujukan sebagai waktu terjadinya Big Bang tersebut.[3][4] Teori ini telah memberikan penjelasan paling komprehensif dan akurat yang didukung oleh metode ilmiah beserta pengamatan.[5][6]

Adalah Georges Lemaître, seorang biarawan Katoli Romawi Belgia, yang mengajukan teori dentuman besar mengenai asal usul alam semesta, walaupun ia menyebutnya sebagai "hipotesis atom purba". Kerangka model teori ini bergantung pada relativitas umum Albert Einstein dan beberapa asumsi-asumsi sederhana, seperti homogenitas dan isotropi ruang. Persamaan yang mendeksripsikan teori dentuman besar dirumuskan oleh Alexander Friedmann. Setelah Edwin Hubble pada tahun 1929 menemukan bahwa jarak bumi dengan galaksi yang sangat jauh umumnya berbanding lurus dengan geseran merahnya, sebagaimana yang disugesti oleh Lemaître pada tahun 1927, pengamatan ini dianggap mengindikasikan bahwa semua galaksi dan gugus bintang yang sangat jauh memiliki kecepatan tampak yang secara langsung menjauhi titik pandang kita: semakin jauh, semakin cepat kecepatan tampaknya.[7]

Jika jarak antar gugus-gugus galaksi terus meningkat seperti yang terpantau sekarang, semuanya haruslah pernah berdekatan di masa lalu. Gagasan ini secara rinci mengarahkan pada suatu keadaan massa jenis dan suhu yang sebelumnya sangat ekstrim.[8][9][10] dan berbagai pemercepat partikel raksasa telah dibangun untuk percobaan dan menguji kondisi tersebut, yang menjadikan teori tersebut dapat konfirmasi dengan signifikan, walaupun pemercepat-pemercepat ini memiliki kemampuan yang terbatas untuk menyelidiki fisika partikel. Tanpa adanya bukti apapun yang berhubungan dengan pengembangan awal yang cepat, teori ledakan dahsyat tidak dan tidak dapat memberikan beberapa penjelasan seperti kondisi awal, melainkan mendeskripsikan dan menjelaskan perubahan umum alam semesta sejak pengembangan awal tersebut. Kelimpahan unsur-unsur ringan yang terpantau di seluruh kosmos sesuai dengan prediksi kalkulasi pembentukan unsur-unsur ringan melalui proses nuklir di dalam kondisi alam semesta yang mengembang dan mendingin pada awal beberapa menit kemunculan alam semesta sebagaimana yang diuraikan secara terperinci dan logis oleh nukleosintesis ledakan dahsyat.

Fred Hoyle mencetuskan istilah Big Bang pada sebuah siaran radio tahun 1949. Dilaporkan secara luas bahwa, Hoyle yang mendukung model kosmologis alternatif "keadaan tetap" bermaksud menggunakan istilah ini secara peyoratif, namun Hoyle secara eksplisit membantah hal ini dan mengatakan bahwa istilah ini hanyalah digunakan untuk menekankan perbedaan antara dua model kosmologis ini.[11][12][13] Hoyle kemudian memberikan sumbangsih yang besar dalam usaha para fisikawan untuk memahami nukleosintesis bintang yang merupakan lintasan pembentukan unsur-unsur berat dari unsur-unsur ringan secara reaksi nuklir. Setelah penemuan radiasi latar mikrogelombang kosmis pada tahun 1964, kebanyakan ilmuwan mulai menerima bahwa beberapa skenario teori dentuman besar haruslah pernah terjadi.
Kosmologi
WMAP.jpg

* Umur alam semesta
* Big Bang
* Comoving distance
* Cosmic microwave background
* Energi gelap
* Materi gelap
* metrik FLRW
* Persamaan Friedmann
* Formasi galaksi
* Hukum Hubble
* Inflasi
* Struktur skala besar
* Model Lambda-CDM
* Nukleosintesis
* Pergeseran merah
* Bentuk alam semesta
* Garis waktu kosmologi
* Garis waktu alam semesta
* Ultimate fate of the universe
* Alam semesta

Topik lain

* Astrofisika
* Relativitas umum
* Fisika partikel
* Gravitasi kuantum

Daftar isi

* 1 Sejarah dan perkembangan teori
* 2 Tinjauan
o 2.1 Garis waktu dentuman besar
* 3 Asumsi asumsi dasar
* 4 Dentuman Besar dan Alam Semesta yang Mengembang
* 5 Kesalahan Umum
* 6 Catatan
* 7 Referensi
o 7.1 Buku

[sunting] Sejarah dan perkembangan teori

Teori dentuman besar dikembangkan berdasarkan pengamatan pada stuktur alam semesta beserta pertimbangan teoritisnya. Pada tahun 1912, Vesto Slipher yang pertama mengukur Efek Doppler pada "nebula spiral" (nebula spiral merupakan istilah lama untuk galaksi spiral), dan kemudian diketahui bahwa hampir semua nebula-nebula itu menjauhi bumi. Ia tidak berpikir lebih jauh lagi mengenai implikasi fakta ini, dan sebenarnya pada saat itu, terdapat kontroversi apakah nebula-nebula ini adalah "pulau semesta" yang berada di luar galaksi Bima Sakti.[14][15] Sepuluh tahun kemudian, Alexander Friedmann, seorang kosmologis dan matematikawan rusia, menurunkan persamaan Friedmann dari persamaan relativitas umum Albert Einstein. Persamaan ini menunjukkan bahwa alam semesta mungkin mengembang dan berlawanan dengan model alam semesta yang statis seperti yang diadvokasikan oleh Einstein pada saat itu.[16] Pada tahun 1924, pengukuran Edwin Hubble akan jarak nebula spiral terdekat menunjukkan bahwa ia sebenarnya merupakan galaksi lain. Georges Lemaître kemudian secara independen menurunkan persamaan Friedmann pada tahun 1927 dan mengajukan bahwa resesi nebula yang disiratkan oleh persamaan tersebut diakibatkan oleh alam semesta yang mengembang.[17]

Pada tahun 1931 Lemaître lebih jauh lagi mengajukan bahwa pengembangan alam semesta seiring dengan berjalannya waktu memerlukan syarat bahwa alam semesta mengerut seiring berbaliknya waktu sampai pada suatu titik di mana seluruh massa alam semesta berpusat pada satu titik, yaitu "atom purba" di mana waktu dan ruang bermula.[18]

Mulai dari tahun 1924, Hubble mengembangkan sederet indikator jarak yang merupakan cikal bakal tangga jarak kosmis menggunakan teleskop Hooker 100-inci (2.500 mm) di Observatorium Mount Wilson. Hal ini memungkinkannya memperkirakan jarak antara galaksi-galaksi yang pergeseran merahnya telah diukur, kebanyakan oleh Slipher. Pada tahun 1929, Hubble menemukan korealsi antara jarak dan kecepatan resesi, yang sekarang dikenal sebagai hukum Hubble.[7][19] Lemaître telah menunjukan bahwa ini yang diharapkan, mengingat prinsip kosmologi.[20]
Gambaran artis mengenai satelit WMAP yang mengumpulkan berbagai data untuk membantu para ilmuwan memahami dentuman besar

Semasa tahun 1930-an, gagasan-gagasan lain diajukan sebagai kosmologi non-standar untuk menjelaskan pengamatan Hubble, termasuk pula model Milne,[21] alam semesta berayun (awalnya diajukan oleh Friedmann, namun diadvokasikan oleh Albert Einstein dan Richard Tolman)[22] dan hipotesis cahaya lelah (tired light) Fritz Zwicky.[23]

Setelah Perang Dunia II, terdapat dua model kosmologis yang memungkinkan. Satunya adalah model keadaan tetap Fred Hoyle, yang mengajukan bahwa materi-materi baru tercipta ketika alam semesta tampak mengembang. Dalam model ini, alam semesta hampirlah sama di titik waktu manapun.[24] Model lainnya adalah teori dentuman besar Lemaître, yang diadvokasikan dan dikembangkan oleh George Gamow, yang kemudian memperkenalkan nukleosintesis dentuman besar (Big Bang Nucleosynthesis, BBN)[25] dan yang kaitkan oleh, Ralph Alpher dan Robert Herman, sebagai radiasi latar panjang gelombang kosmis (cosmic microwave background radiation, CMB).[26] Ironisnya, justru adalah Hoyle yang mencetuskan istilah big bang untuk merujuk pada teori Lemaître dalam suatu siaran radio BBC pada bulan Maret 1949.[27][cat 1] Untuk sementara, dukungan para ilmuwan terbagi kepada dua teori ini. Pada akhirnya, bukti-bukti pengamatan memfavoritkan teori dentuman besar. Penemuan dan konfirmasi radiasi latar belakang mikrogelombang kosmis pada tahun 1964[28] mengukuhkan dentuman besar sebagai teori yang terbaik dalam menjelaskan asal usul dan evolusi kosmos. Kebanyakan karya kosmologi zaman sekarang berkutat pada pemahaman bagaimana galaksi terbentuk dalam konteks dentuman besar, pemahaman mengenai keadaan alam semesta pada waktu-waktu terawalnya, dan merekonsiliasi pengamatan kosmis dengan teori dasar.

Berbagai kemajuan besar dalam kosmologi dentuman besar telah dibuat sejak akhir tahun 1990-an, utamanya disebabkan oleh kemajuan besar dalam teknologi teleskop dan analisa data yang berasal dari satelit-satelit seperti COBE,[29] Teleskop luar angkasa Hubble dan WMAP.[30]
[sunting] Tinjauan
[sunting] Garis waktu dentuman besar

Ekstrapolasi pengembangan alam semesta seiring mundurnya waktu menggunakan relativitas umum menghasilkan kondisi masa jenis dan suhu alam semesta yang tak terhingga pada suatu waktu di masa lalu.[31] Singularitas ini mensinyalkan runtuhnya keberlakuan relativitas umum pada kondisi tersebut. Sedekat mana kita dapat berekstrapolasi menuju singularitas diperdebatkan, namun tidaklah lebih awal daripada masa Planck. Fase awal yang panas dan padat itu sendiri dirujuk sebagai "the Big Bang",[cat 2] dan dianggap sebagai "kelahiran" alam semesta kita. Didasarkan pada pengukuran pengembangan menggunakan Supernova Tipe Ia, pengukuran fluktuasi temperatur pada latar gelombang mikro kosmis, dan pengukuran fungsi korelasi galaksi, alam semesta memiliki usia 13,73 ± 0.12 miliar tahun.[32] Kecocokan hasil ketiga pengukuran independen ini dengan kuat mendukung model ΛCDM yang mendeskripsikan secara mendetail kandungan alam semesta.

Fase terawal dentuman besar penuh dengan spekulasi. Model yang paling umumnya digunakan mengatakan bahwa alam semesta terisi secara homogen dan isotropis dengan rapatan energi yang sangat tinggi, tekanan dan temperatur yang sangat besar, dan dengan cepat mengembang dan mendingin. Kira-kira 10−37 detik setelah pengembangan, transisi fase menyebabkan inflasi kosmis, yang sewaktu itu alam semesta mengembang secara eksponensial.[33] Setelah inflasi berhenti, alam semesta terdiri dari plasma kuark-gluon beserta partikel-partikel elementer lainnya.[34] Temperatur pada saat itu sangat tinggi sehingganya kecepatan gerak partikel mencapai kecepatan relativitas, dan produksi pasangan segala jenis partikel terus menerus diciptakan dan dihancurkan. Sampai dengan suatu waktu, reaksi yang tak diketahui yang disebut bariogenesis melanggar kekekalan jumlah barion dan menyebabkan jumlah kuark dan lepton lebih banyak daripada antikuark dan antilepton sebesar satu per 30 juta. Ini menyebabkan dominasi materi melebihi antimateri pada alam semesta.[35]

Ukuran alam semesta terus membesar dan temperatur alam semesta terus menurun, sehingga energi tiap-tiap partikel terus menurun. Transisi fase perusakan simetri membuat gaya-gaya dasar fisika dan parameter-parameter partikel elementer berada dalam kondisi yang sama seperti sekarang.[36] Setelah kira-kira 10−11 detik, gambaran dentuman besar menjadi lebih jelas oleh karena energi partikel telah menurun mencapai energi yang bisa dicapai oleh eksperimen fisika partikel. Pada sekitar 10−6 detik, kuark dan gluon bergabung membentuk barion seperti proton dan neutron. Kuark yang sedikit lebih banyak daripada antikuark membuat barion sedikit lebih banyak daripada antibarion. Temperatur pada saat ini tidak lagi cukup tinggi untuk menghasilkan pasangan proton-antiproton, sehingga yang selanjutnya terjadi adalah pemusnahan massal, menyisakan hanya satu dari 1010 proton dan neutron terdahulu. Setelah pemusnahan ini, proton, neutron, dan elektron yang tersisa tidak lagi bergerak secara relativistik dan rapatan energi alam semesta didominasi oleh foton (dengan sebagian kecil berasal dari neutrino).

Beberapa menit semasa pengembangan, ketika temperatur sekitar satu miliar kelvin dan rapatan alam semesta sama dengan rapatan udara, neutron bergabung dengan proton dan membentuk inti atom deuterium dan helium dalam suatu proses yang dikenal sebagai nukleosintesis dentuman besar.[37] Kebanyakan proton masih tidak terikat sebagai inti hidrogen. Seiring dengan mendinginnya alam semesta, rapatan energi massa rihat materi secara gravitasional mendominasi. Setelah 379.000 tahun, elektron dan inti atom bergabung menjadi atom (kebanyakan berupa hidrogen) dan radiasi materi mulai berhenti. Sisa-sisa radiasi ini yang terus bergerak melewati ruang semesta dikenal sebagai radiasi latar gelombang mikro kosmis.[38]
Medan Ultra Dalam Hubble memperlihatkan galaksi-galaksi dari zaman dahulu ketika alam semesta masih muda, lebih padat, dan lebih hangat menurut teori dentuman besar.

Selama periode yang sangat panjang, daerah-daerah alam semesta yang sedikit lebih rapat mulai menarik materi-materi sekitarnya secara gravitasional, membentuk awan gas, bintang, galaksi, dan objek-objek astronomi lainnya yang terpantau sekarang. Detail proses ini bergantung pada banyaknya dan jenis materi alam semesta. Terdapat tiga jenis materi yang memungkinkan, yakni materi gelap dingin, materi gelap panas, dan materi barionik. Pengukuran terbaik yang didapatkan dari WMAP menunjukkan bahwa bentuk materi yang dominan dalam alam semesta ini adalah materi gelap dingin. Dua jenis materi lainnya hanya menduduki kurang dari 18% materi alam semesta.[32]

Bukti-bukti independen yang berasal dari supernova tipe Ia dan radiasi latar belakang mikrogelombang kosmis menyiratkan bahwa alam semesta sekarang didominasi oleh sejenis bentuk energi misterius yang disebut sebagai energi gelap, yang tampaknya menembus semua ruang. Pengamatan ini mensugestikan bahwa 72% total rapatan energi alam semesta sekarang berbentuk energi gelap. Ketika alam semesta masih sangat muda, kemungkinan besar ia telah disusupi oleh energi gelap, namun dalam ruang yang sempit dan saling berdekatan. Pada saat itu, gravitasi mendominasi dan secara perlahan memperlambat pengembangan alam semesta. Namun, pada akhirnya, setelah beberapa miliar tahun pengembangan, energi gelap yang semakin berlimpah menyebabkan pengembangan alam semesta mulai secara perlahan semakin cepat.

Segala evolusi kosmis yang terjadi setelah periode inflasioner ini dapat secara ketat dideskripsikan dan dimodelkan oleh model ΛCDM model, yang menggunakan kerangka mekanika kuantum dan relativitas umum Einstein yang independen. Sebagaimana yang telah disebutkan, tiada model yang dapat menjelaskan kejadian sebelum 10−15 detik setelah kejadian dentuman besar. Teori kuantum gravitasi diperlukan untuk mengatasi batasan ini.
[sunting] Asumsi asumsi dasar

Teori dentuman besar bergantung kepada dua asumsi utama: hukum fisika dan prinsip kosmologi. Prinsip kosmologi menyatakan bahwa pada skala yang luas alam semesta adalah homogen dan isotropik.
[sunting] Dentuman Besar dan Alam Semesta yang Mengembang

Pada tahun 1929 Astronom Amerika Serikat, Edwin Hubble melakukan pengamatan dan melihat Galaksi yang jauh dan bergerak selalu menjauhi kita dengan kecepatan yang tinggi. Ia juga melihat jarak antara Galaksi-galaksi bertambah setiap saat. Penemuan Hubble ini menunjukkan bahwa Alam Semesta kita tidaklah statis seperti yang dipercaya sejak lama, namun bergerak mengembang. Kemudian ini menimbulkan suatu perkiraan bahwa Alam Semesta bermula dari pengembangan di masa lampau yang dinamakan Dentuman Besar.

Pada saat itu dimana Alam Semesta memiliki ukuran nyaris nol, dan berada pada kerapatan dan panas tak terhingga; kemudian meledak dan mengembang dengan laju pengembangan yang kritis, yang tidak terlalu lambat untuk membuatnya segera mengerut, atau terlalu cepat sehingga membuatnya menjadi kurang lebih kosong. Dan sesudah itu, kurang lebih jutaan tahun berikutnya, Alam Semesta akan terus mengembang tanpa kejadian-kejadian lain apapun. Alam Semesta secara keseluruhan akan terus mengembang dan mendingin.

Alam Semesta berkembang, dengan laju 5%-10% per seribu juta tahun. Alam Semesta akan mengembang terus,namun dengan kelajuan yang semakin kecil,dan semakin kecil, meskipun tidak benar-benar mencapai nol. Walaupun andaikata Alam Semesta berkontraksi, ini tidak akan terjadi setidaknya untuk beberapa miliar tahun lagi.
[sunting] Kesalahan Umum

Orang sering kali salah mengartikan dentuman besar sebagai suatu ledakan yang menghamburkan materi ke ruang hampa. Padahal dentuman besar bukanlah suatu ledakan, bukan penghamburan materi ke ruang kosong, melainkan suatu proses pengembangan alam semesta itu sendiri. Dentuman besar adalah proses pengembangan ruang-waktu. Bahkan istilah 'ledakan besar' sendiri merupakan istilah salah kaprah.
[sunting] Catatan

1. ^ Dilaporkan secara meluas bahwa Hoyle bermaksud menggunakan istilah ini secara peyoratif. Namun, Hoyle kemudian membantah hal ini, mengatakan bahwa ini hanyalah untuk menekankan perbedaan antara dua teori ini bagi para pendengar radio. Lihat Bab 9 The Alchemy of the Heavens oleh Ken Croswell, Anchor Books, 1995.
2. ^ Tiada konsensus seberapa lama fase the Big Bang ada. Biasanya paling tidak beberapa menit awal kejadian dentuman besar (sewaktu helium disintesis) dikatakan terjadi "sewaktu dentuman besar.

[sunting] Referensi

1. ^ Komatsu, E. (2009). "Five-Year Wilkinson Microwave Anisotropy Probe Observations: Cosmological Interpretation". Astrophysical Journal Supplement 180: 330. doi:10.1088/0067-0049/180/2/330. Bibcode: 2009ApJS..180..330K.
2. ^ Menegoni, Eloisa et al. (2009), "New constraints on variations of the fine structure constant from CMB anisotropies", Physical Review D 80 (8), doi:10.1103/PhysRevD.80.087302, http://arxiv.org/abs/0909.3584
3. ^ The Exploratorium (2000). "Origins: CERN: Ideas: The Big Bang". http://www.exploratorium.edu/origins/cern/ideas/bang.html. Diakses pada 3 September 2010.
4. ^ Jonathan Keohane (November 08, 1997). "Big Bang theory". NASA's Imagine the Universe: Ask an astrophysicist.. http://imagine.gsfc.nasa.gov/docs/ask_astro/answers/971108a.html. Diakses pada 3 September 2010.
5. ^ Feuerbacher, B.; Scranton, R. (25 January 2006). "Evidence for the Big Bang". TalkOrigins. http://www.talkorigins.org/faqs/astronomy/bigbang.html#evidence. Diakses pada 16 Oktober 2009.
6. ^ Wright, E.L. (9 May 2009). "What is the evidence for the Big Bang?". Frequently Asked Questions in Cosmology. UCLA, Division of Astronomy and Astrophysics. http://www.astro.ucla.edu/~wright/cosmology_faq.html#BBevidence. Diakses pada 16 Oktober 2009.
7. ^ a b Hubble, E. (1929). "A Relation Between Distance and Radial Velocity Among Extra-Galactic Nebulae". Proceedings of the National Academy of Sciences 15 (3): 168–73. doi:10.1073/pnas.15.3.168. PMID 16577160. PMC 522427. http://antwrp.gsfc.nasa.gov/debate/1996/hub_1929.html.
8. ^ Gibson, C.H. (21 January 2001). "The First Turbulent Mixing and Combustion". IUTAM Turbulent Mixing and Combustion. http://sdcc3.ucsd.edu/~ir118/GibsonAbstract.pdf.
9. ^ Gibson, C.H. (2001). "Turbulence And Mixing In The Early Universe". arΧiv:astro-ph/0110012 [astro-ph].
10. ^ Gibson, C.H. (2005). "The First Turbulent Combustion". arΧiv:astro-ph/0501416 [astro-ph].
11. ^ "'Big bang' astronomer dies". BBC News. 22 Agustus 2001. http://news.bbc.co.uk/1/hi/uk/1503721.stm. Diakses pada 7 Desember 2008.
12. ^ Croswell, K. (1995). "Chapter 9". The Alchemy of the Heavens. Anchor Books.
13. ^ Mitton, S. (2005). Fred Hoyle: A Life in Science. Aurum Press. hlm. 127.
14. ^ Slipher, V.M. "The Radial Velocity of the Andromeda Nebula". Lowell Observatory Bulletin 1: 56–57. http://adsabs.harvard.edu/abs/1913LowOB...2...56S.
15. ^ Slipher, V.M. "Spectrographic Observations of Nebulae". Popular Astronomy 23: 21–24. http://adsabs.harvard.edu/abs/1915PA.....23Q..21S.
16. ^ Friedman, A.A. (1922). "Ãœber die Krümmung des Raumes". Zeitschrift für Physik 10: 377–386. doi:10.1007/BF01332580. (Jerman)

(English translation in: Friedman, A. (1999). "On the Curvature of Space". General Relativity and Gravitation 31: 1991–2000. doi:10.1023/A:1026751225741. http://adsabs.harvard.edu/abs/1999GReGr..31.1991F. )

17. ^ Lemaître, G. (1927). "Un univers homogène de masse constante et de rayon croissant rendant compte de la vitesse radiale des nébuleuses extragalactiques". Annals of the Scientific Society of Brussels 47A: 41. (Perancis)

(Translated in: "A Homogeneous Universe of Constant Mass and Growing Radius Accounting for the Radial Velocity of Extragalactic Nebulae". Monthly Notices of the Royal Astronomical Society 91: 483–490. 19 April 2011. http://adsabs.harvard.edu/abs/1931MNRAS..91..483L. )

18. ^ Lemaître, G. (1931). "The Evolution of the Universe: Discussion". Nature 128: 699–701. doi:10.1038/128704a0.
19. ^ Christianson, E. (1995). Edwin Hubble: Mariner of the Nebulae. New York (NY): Farrar, Straus and Giroux. ISBN 0374146608.
20. ^ Peebles, P.J.E.; Ratra, Bharat (2003). "The Cosmological Constant and Dark Energy". Reviews of Modern Physics 75: 559–606. doi:10.1103/RevModPhys.75.559. Templat:Arxiv.
21. ^ Milne, E.A. (1935). Relativity, Gravitation and World Structure. Oxford (UK): Oxford University Press. LCCN 35-19093.
22. ^ Tolman, R.C. (1934). Relativity, Thermodynamics, and Cosmology. Oxford (UK): Clarendon Press. LCCN 34-32023.

Reissued (1987). New York (NY): Dover Publications ISBN 0-486-65383-8.

23. ^ Zwicky, F. (1929). "On the Red Shift of Spectral Lines through Interstellar Space". Proceedings of the National Academy of Sciences 15 (10): 773–779. doi:10.1073/pnas.15.10.773. PMID 16577237. PMC 522555. http://adsabs.harvard.edu/cgi-bin/nph-bib_query?1929PNAS...15..773Z. Full articlePDF (672 KB).
24. ^ Hoyle, F. (1948). "A New Model for the Expanding Universe". Monthly Notices of the Royal Astronomical Society 108: 372. http://adsabs.harvard.edu/abs/1948MNRAS.108..372H.
25. ^ Alpher, R.A.; Gamow, G. (1948). "The Origin of Chemical Elements". Physical Review 73: 803. doi:10.1103/PhysRev.73.803. http://adsabs.harvard.edu/abs/1948PhRv...73..803A.
26. ^ Alpher, R.A. (1948). "Evolution of the Universe". Nature 162: 774. doi:10.1045/march2004-featured.collection.
27. ^ Singh, S. "Big Bang". http://www.simonsingh.net/Big_Bang.html. Diakses pada 28 Mei 2007.
28. ^ Penzias, A.A.; Wilson, R. W. (1965). "A Measurement of Excess Antenna Temperature at 4080 Mc/s". Astrophysical Journal 142: 419. doi:10.1086/148307. http://adsabs.harvard.edu/abs/1965ApJ...142..419P.
29. ^ Boggess, N.W., et al.; Mather, J. C.; Weiss, R.; Bennett, C. L.; Cheng, E. S.; Dwek, E.; Gulkis, S.; Hauser, M. G. et al. (1992). "The COBE Mission: Its Design and Performance Two Years after the launch". Astrophysical Journal 397: 420. doi:10.1086/171797.
30. ^ Spergel, D.N., et al. (2006). Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP) Three Year Results: Implications for Cosmology. http://arxiv.org/abs/astro-ph/0603449v2. Diakses pada 27 Mei 2007.
31. ^ Hawking, S.W. (1973). The Large-Scale Structure of Space-Time. Cambridge (UK): Cambridge University Press. ISBN 0-521-20016-4.
32. ^ a b Hinshaw, G., et al. (2008). "Five-Year Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP) Observations: Data Processing, Sky Maps, and Basic Results" (PDF). The Astrophysical Journal. http://lambda.gsfc.nasa.gov/product/map/dr3/pub_papers/fiveyear/basic_results/wmap5basic.pdf.
33. ^ Guth, A.H. (1998). The Inflationary Universe: Quest for a New Theory of Cosmic Origins. Vintage Books. ISBN 978-0099959502.
34. ^ Schewe, P. (2005). "An Ocean of Quarks". Physics News Update (American Institute of Physics) 728 (1). http://www.aip.org/pnu/2005/split/728-1.html. Diakses pada 27 Mei 2007.
35. ^ Kolb and Turner (1988), chapter 6
36. ^ Kolb and Turner (1988), chapter 7
37. ^ Kolb and Turner (1988), chapter 4
38. ^ Peacock (1999), chapter 9

[sunting] Buku

* Kolb, Edward; Turner, Michael (1988). The Early Universe. Addison–Wesley. ISBN 0-201-11604-9.
* Peacock, John (1999). Cosmological Physics. Cambridge University Press. ISBN 0521422701.

BIG BANG

Big Bang, Ledakan yang Menghancurkan Paham Materialisme (1)

HARUN YAHYA

Kirim artikel ini

Gagasan Kuno Abad 19: Alam Semesta Kekal

Gagasan yang umum di abad 19 adalah bahwa alam semesta merupakan kumpulan materi berukuran tak hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada selamanya. Selain meletakkan dasar berpijak bagi paham materialis, pandangan ini menolak keberadaan sang Pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir.
Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar pada kebudayaan Yunani Kuno, dan mendapat penerimaan yang meluas di abad 19, sistem berpikir ini menjadi terkenal dalam bentuk paham Materialisme dialektika Karl Marx.

Para penganut materalisme meyakini model alam semesta tak hingga sebagai dasar berpijak paham ateis mereka. Misalnya, dalam bukunya Principes Fondamentaux de Philosophie, filosof materialis George Politzer mengatakan bahwa "alam semesta bukanlah sesuatu yang diciptakan" dan menambahkan: "Jika ia diciptakan, ia sudah pasti diciptakan oleh Tuhan dengan seketika dan dari ketiadaan".

Ketika Politzer berpendapat bahwa alam semesta tidak diciptakan dari ketiadaan, ia berpijak pada model alam semesta statis abad 19, dan menganggap dirinya sedang mengemukakan sebuah pernyataan ilmiah. Namun, sains dan teknologi yang berkembang di abad 20 akhirnya meruntuhkan gagasan kuno yang dinamakan materialisme ini.

Astronomi Mengatakan: Alam Semesta Diciptakan

Pada tahun 1929, di observatorium Mount Wilson California, ahli astronomi Amerika, Edwin Hubble membuat salah satu penemuan terbesar di sepanjang sejarah astronomi. Ketika mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia menemukan bahwa mereka memancarkan cahaya merah sesuai dengan jaraknya. Hal ini berarti bahwa bintang-bintang ini "bergerak menjauhi" kita. Sebab, menurut hukum fisika yang diketahui, spektrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati pengamat cenderung ke warna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung ke warna merah. Selama pengamatan oleh Hubble, cahaya dari bintang-bintang cenderung ke warna merah. Ini berarti bahwa bintang-bintang ini terus-menerus bergerak menjauhi kita.
Jauh sebelumnya, Hubble telah membuat penemuan penting lain. Bintang dan galaksi bergerak tak hanya menjauhi kita, tapi juga menjauhi satu sama lain. Satu-satunya yang dapat disimpulkan dari suatu alam semesta di mana segala sesuatunya bergerak menjauhi satu sama lain adalah bahwa ia terus-menerus "mengembang".

Agar lebih mudah dipahami, alam semesta dapat diumpamakan sebagai permukaan balon yang sedang mengembang. Sebagaimana titik-titik di permukaan balon yang bergerak menjauhi satu sama lain ketika balon membesar, benda-benda di ruang angkasa juga bergerak menjauhi satu sama lain ketika alam semesta terus mengembang.

Sebenarnya, fakta ini secara teoritis telah ditemukan lebih awal. Albert Einstein, yang diakui sebagai ilmuwan terbesar abad 20, berdasarkan perhitungan yang ia buat dalam fisika teori, telah menyimpulkan bahwa alam semesta tidak mungkin statis. Tetapi, ia mendiamkan penemuannya ini, hanya agar tidak bertentangan dengan model alam semesta statis yang diakui luas waktu itu. Di kemudian hari, Einstein menyadari tindakannya ini sebagai 'kesalahan terbesar dalam karirnya'.

Apa arti dari mengembangnya alam semesta? Mengembangnya alam semesta berarti bahwa jika alam semesta dapat bergerak mundur ke masa lampau, maka ia akan terbukti berasal dari satu titik tunggal. Perhitungan menunjukkan bahwa 'titik tunggal' ini yang berisi semua materi alam semesta haruslah memiliki 'volume nol', dan 'kepadatan tak hingga'. Alam semesta telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume nol ini.

Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan 'Big Bang', dan teorinya dikenal dengan nama tersebut. Perlu dikemukakan bahwa 'volume nol' merupakan pernyataan teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman. Ilmu pengetahuan dapat mendefinisikan konsep 'ketiadaan', yang berada di luar batas pemahaman manusia, hanya dengan menyatakannya sebagai 'titik bervolume nol'. Sebenarnya, 'sebuah titik tak bervolume' berarti 'ketiadaan'. Demikianlah alam semesta muncul menjadi ada dari ketiadaan. Dengan kata lain, ia telah diciptakan. Fakta bahwa alam ini diciptakan, yang baru ditemukan fisika modern pada abad 20, telah dinyatakan dalam Alqur'an 14 abad lampau: "Dia Pencipta langit dan bumi" (QS. Al-An'aam, 6: 101)

Teori Big Bang menunjukkan bahwa semua benda di alam semesta pada awalnya adalah satu wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan melalui Big Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan membentuk alam semesta kini dengan cara pemisahan satu dari yang lain.

Big Bang, Fakta Menjijikkan Bagi Kaum Materialis

Big Bang merupakan petunjuk nyata bahwa alam semesta telah 'diciptakan dari ketiadaan', dengan kata lain ia diciptakan oleh Allah. Karena alasan ini, para astronom yang meyakini paham materialis senantiasa menolak Big Bang dan mempertahankan gagasan alam semesta tak hingga. Alasan penolakan ini terungkap dalam perkataan Arthur Eddington, salah seorang fisikawan materialis terkenal yang mengatakan: "Secara filosofis, gagasan tentang permulaan tiba-tiba dari tatanan Alam yang ada saat ini sungguh menjijikkan bagi saya".
Seorang materialis lain, astronom terkemuka asal Inggris, Sir Fred Hoyle adalah termasuk yang paling merasa terganggu oleh teori Big Bang. Di pertengahan abad 20, Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut steady-state yang mirip dengan teori 'alam semesta tetap' di abad 19. Teori steady-state menyatakan bahwa alam semesta berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa. Dengan tujuan mempertahankan paham materialis, teori ini sama sekali berseberangan dengan teori Big Bang, yang mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan. Mereka yang mempertahankan teori steady-state telah lama menentang teori Big Bang. Namun, ilmu pengetahuan justru meruntuhkan pandangan mereka.

Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang 'seharusnya ada' ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut 'radiasi latar kosmis', tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.

Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer. COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang.

Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.

Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat:

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang. (QS. Al-Mulk, 67:3)

HAKEKAT WALIYULLAH DAN KAROMAHNYA

HAKEKAT WALIYULLOH DAN KAROMAH NYA
Posted on 9 November 2007 by sachrony| 53 Komentar

Tulisan-tulisan saya yang mengungkap tentang perjalanan hidup wali-waliyalloh dalam web site ini( categori manaqib) mendapat sanggahan dari beberapa kawan saya yang memang kurang percaya tentang seseorang yang menjadi waliyulloh dan tentang karomah-karomah yang diberikan Alloh kepada hamba Pilihan Alloh ( waliyulloh). Saya coba akan jelaskan tentang hakikat para Waliyulloh dan karomahnya dari berbagai sumber referensi yang saya temukan.

A.Pengertian Waliyulloh

Dalam Kitab Jami’u karamatil Aulia Juz 1 hal 7 Syech Yusup bin sulaiman berpendapat bahwa “wali ialah orang yang sangat dekat kepada Alloh lantaran penuh ketaatannya dan oleh karena itu Alloh memberikan kuasa kepadanya dengan Karomah dan penjagaan”

maksudnya adalah orang yang menjadi dekat keadaan jiwanya kepada Alloh karena ketaatan dia akibatnya Alloh menjadi dekat orang tersebut dan diberikan anugrah oleh Alloh berupa “karomah” dan penjagaan untuk tidak terjerumus berbuat maksiat,apabila dia terjerumus berbuat maksiat maka cepat-cepat dia bertaubat.

Kh.Hasyim Asy’ari dalam kitabnya Ad Durarul Muntatsirah pada halaman 2 beliau mengungkapkan bahwa Wali adalah orang yang terpelihara dari ;

a. Melakukan dosa besar dan kecil

b.Terjerumus oleh hawa nafsunya sekalipun hanya sekejap dan apabila melakukan dosa maka dia cepat-cepat bertaubat kepada Alloh.sebagaimana tersebut didalam alquran(Q.S.YUNUS AYAT 62-64)

Hakim At-Tirmidzi mendefinisikan Wali Allah adalah seorang yang demikian kokoh di dalam peringkat kedekatannya kepada Allah (fi martabtih), memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu seperti bersikap shidq (jujur dan benar) dalam perilakunya, sabar dalam ketaatan kepada Allah, menunaikan segala kewajiban, menjaga hukum dan perundang-undangan (al-hudud) Allah, mempertahankan posisi (al-) kedekatannya kepada Allah.menurut at-Tirmidzi, seorang wali mengalami kenaikan peringkat sehingga berada pada posisi yang demikian dekat dengan Allah, kemudian ia berada di hadapan-Nya, dan menyibukkan diri dengan Allah sehingga lupa dari segala sesuatu selain Allah.

Karena kedekatannya dengan Allah, seorang wali memperoleh ‘ishmah (pemeliharaan) dan karamah (kemuliaan) dari Allah. menurutnya, ada tiga jenis ‘ishmah dalam Islam. Pertama, ‘ishmah al-anbiya’ (ishmah para Nabi) merupakan sesuatu yang wajib, baik berdasarkan argumentasi ‘aqliyyah seperti dikemukakan Mu’tazilah maupun berdasarkan argumentasi sam‘iyyah. Kedua, ‘ishmah al-awliya’ (merupakan sesuatu yang mungkin); tidak ada keharusan untuk menetapkan ‘ishmah bagi para wali dan tidak berdosa untuk menafikannya dari diri mereka, tidak juga termasuk ke dalam keyakinan agama (‘aqa’id al-din); melainkan merupakan karamah dari Allah kepada mereka. Allah melimpahkan ‘ishmah ke dalam hati siapa saja yang dikehendaki-Nya di antara mereka. Ketiga, ‘ishmah al-‘ammah, ‘ishmah secara umum , melalui jalan al-asbab, sebab-sebab tertentu yang menjadikan seseorang terpelihara dari perbuatan maksiat.

‘Ishmah yang dimiliki para wali dan orang-orang beriman, menurut at-Tirmidzi, bertingkat-tingkat. Bagi umumnya orang-orang yang beriman, ‘ishmah berarti terpelihara dari kekufuran dan dari terus menerus berbuat dosa; sedangkan bagi para wali ‘ishmah berarti terjaga (mahfuzh) dari kesalahan sesuai dengan derajat, jenjang, dan maqamat mereka. Masing-masing mereka mendapatkan ‘ishmah sesuai dengan peringkat kewaliannya. Inti pengertian ‘ishmah al-awliya’ terletak pada makna al-hirasah (pengawasan), berupa cahaya ‘ishmah (anwar al-ishmah) yang menyinari relung jiwa (hanaya al-nafs) dan berbagai gejala yang muncul dari kedalaman al-nafs, tempat persembunyian al-nafs (makamin al-nafs), sehingga al-nafs tidak menemukan jalan untuk mengambil bagian dalam aktivitas seorang wali. Ia dalam keadaan suci dan tidak tercemari berbagai kotoran al-nafs ( adnas al-nafs ).

jadi dari berbagai pendapat diatas bahwa Derajat ke” Wali” an pada hakekatnya dapat diperoleh atau dicapai oleh sesorang mukmin yang bertaqwa dengan jalan melaksanakan dan menta’ati segala peraturan dan tuntunan sya’ra yang diwajibkan dan yang disukai Alloh SWT dikerjakan dengan penuh ketekunan . Dan yang Haram atau yang tidak disukai Alloh dijauhkan dan dihindarkan dari dirinya supaya jangan sampai jatuh tergelincir melakukannya. Apabila tergelincir melakukan dosa kecil sekejap saja cepat-cepat diikuti dengan bertaubat yang sebenar-benarnya.dan terus segera kembali kepada yang haq (benar).

B.PENGERTIAN “KAROMAH”

Karomah menurut bahasa/lughoh sama dengan Aza-zah artinya kemuliaan (munjid hal 682) . Pengertian karomah menurut Syeck Ibrahim Al Bajuri dalam kitabnya “tuhfatul Murid” hal 91 bahwa karomah adalah” sesuatu luar biasa yang tampak dari kekuasaan seorang hamba yang telah jelas kebaikannya yang diteyapkan karena adanya ketekunan didalam mengikuti syariat nabi dam mempunyai i’tiqod yang benar”

Menurut Hakim At-Tirmidz Adapun yang dimaksud karamah al-awliya’ tiada lain, kemuliaan, kehormatan,(al-ikram); penghargaan (al-taqdir); dan persahabatan (al-wala) yang dimiliki para wali Allah berkat penghargaan, kecintaan dan pertolongan Allah kepada mereka. Karamah al-awliya itu, dalam pandangan Hakim at-Tirmidzi, merupakan salah satu ciri para wali secara lahiriah (‘alamat al-awliya’ fi al-zhahir) yang juga dinamakannya al-ayat atau tanda-tanda.

Hakim at-Tirmidzi membagi karamat al-awliya ke dalam dua bagian. Pertama, karamah yang bersifat ma‘nawi atau al-karamat al-ma‘nawiyyah. Karamah yang pertama merupakan sesuatu yang bertentangan dengan adat kebiasaan secara fisik-inderawi, seperti kemampuan seseorang unrtuk berjalan di atas air atau berjalan di udara. Sedangkan karamah yang kedua merupakan ke-istiqamah-an seorang hamba di dalam menjalin hubungan dengan Allah, baik secara lahiriah maupun secara batiniah yang menyebabkan hijab tersingkap dari kalbunya hingga ia mengenal kekasihnya, serta merasa ketentraman dengan Allah. At-Tirmidzi memaparkan karamah yang kedua sebagai yang berikut:

Kemudian Tuhan memandang wali Allah dengan pandangan rahmat. Maka Tuhan pun dari perbendaharaan rububiyyah menaburkan karamah yang bersifat khusus kepadanya sehingga ia (wali Allah) itu berada pada maqam hakikat kehambaan (al-haqiqah al-ubudiyyah). Kemudian Tuhan pun mendekatkan kepada-Nya, memanggilnya, menghormati dan meninggikannya. Menyayanginya dan menyerunya. Maka wali pun menghampiri Tuhan ketika ia mendengar seru-Nya. Mengokohkan (posisi)-nya dan menguatkannya; memelihara dan menolongnya; sehingga ia meresponi dan menyambut seruan-Nya. Dalam kesunyian ia memanggil-Nya. Setiap saat ia munajat kepada-Nya. Ia pun memanggil kekasihnya. Ia tidak mengenal Tuhan selain Allah.

Jadi karomah adalah merupakan sesuatu perkara yang terjadi diluar kemampuan akal manusia biasa untuk memikirkan atau menciptakan .perkara itu ( karomah) diberikan Alloh kepada hambanya yang sudah terang kebaikannya( shalehnya), setiap sikap perbuatan dan ucapannya serta keadaan hatinya selalu bergerak sesuai dengan tuntunan ajaran Islam yang dibawa oleh Rosululloh SAW baik dalam segi syaria’t atau aqidah serta akhlaknya.

Oleh karena itu bagi Waliyulloh dengan Karomahnya kadang-kadang tampak keanehan-keanehan baik dalam sikap tindakan dan ucapan yang tidak begitu saja mudah bagi akal manusia biasa untuk memahaminya. Sebagai contoh karomah ialah seperti dapat dilihat adanya peristiwa Maryam yang disebut dalam surat Ali Imron ayat 37, juga peristiwa Ashabul Kahfi dalam surat al kahfi ayat 25 dan tidak berbeda pula halnya dengan Karomah-karomah Para Habaib dan Para Ulama yang saya tulis tersebut seperti karomahnya Al Habib Abduloh bil Faqih yang selalu bertemu langsung dengan Rosululloh begitu pula dengan KH.Hamim Djazuli (Gus Miek) yang melakukan dakwahnya ditempat hiburan malam.

Orang yang menolak karamah al-awliya’, disebabkan mereka tidak mengetahui persoalan ini kecuali kulitnya saja. Mereka tidak mengetahui perlakuan Allah terhadap para wali. Sekiranya orang tersebut mengetahui hal-ihwal para wali dan perlakuan Allah terhadap mereka; niscaya mereka tidak akan menolaknya. Penolakan mereka terhadap karamah al-awliya’, disebabkan oleh kadar akses mereka terhadap Allah hanya sebatas menegaskan-Nya; bersungguh-sungguh di dalam mewujudkan kejujuran (al-shidq); bersikap benar dalam mewujudkan kesungguhan sehingga meraih posisi al-qurbah (dekat dengan Allah). Sementara mereka buta terhadap karunia dan akses Allah kepada hamba-hamba pilihan-Nya. Demikian juga buta terhadap cinta (mahabbah) dan kelembutan (ra’fah) Allah kepada para wali. Apabila mereka mendengar sedikit tentang hal ini, mereka bingung dan menolaknya.

C.HIERARKI KEWALIAAN

Syaikhul Akbar Ibnu Araby dalam kitab Futuhatul Makkiyah membuat klasifikasi tingkatan wali dan kedudukannya. Jumlah mereka sangat banyak, ada yang terbatas dan yang tidak terbatas. Sedikitnya terdapat 9 tingkatan, secara garis besar dapat diringkas sebagai berikut :

1. Wali Aqthab atau Wali Quthub

Wali yang sangat paripurna. Ia memimpin dan menguasai wali diseluruh alam semesta. Jumlahnya hanya seorang setiap masa. Jika wali ini wafat, maka Wali Quthub lainnya yang menggantikan.
2. Wali Aimmah
Pembantu Wali Quthub. Posisi mereka menggantikan Wali Quthub jika wafat. Jumlahnya dua orang dalam setiap masa. Seorang bernama Abdur Robbi, bertugas menyaksikan alam malakut. Dan lainnya bernama Abdul Malik, bertugas menyaksikan alam malaikat.
3. Wali Autad
Jumlahnya empat orang. Berada di empat wilayah penjuru mata angin, yang masing-masing menguasai wilayahnya. Pusat wilayah berada di Kakbah. Kadang dalam Wali Autad terdapat juga wanita. Mereka bergelar Abdul Haiyi, Abdul Alim, Abdul Qadir dan Abdu Murid.
4. Wali Abdal
Abdal berarti pengganti. Dinamakan demikian karena jika meninggal di suatu tempat, mereka menunjuk penggantinya. Jumlah Wali Abdal sebanyak tujuh orang, yang menguasai ketujuh iklim. Pengarang kitab Futuhatul Makkiyah dan Fushus Hikam yang terkenal itu, mengaku pernah melihat dan bergaul baik dengan ke tujuh Wali Abdal di Makkatul Mukarramah.
Pada tahun 586 di Spanyol, Ibnu Arabi bertemu Wali Abdal bernama Musa al-Baidarani. Abdul Madjid bin Salamah sahabat Ibnu Arabi pernah bertemu Wali Abdal bernama Mu’az bin al-Asyrash. Beliau kemudian menanyakan bagaimana cara mencapai kedudukan Wali Abdal. Ia menjawab dengan lapar, tidak tidur dimalam hari, banyak diam dan mengasingkan diri dari keramaian.
5. Wali Nuqoba’
Jumlah mereka sebanyak 12 orang dalam setiap masa. Allah memahamkan mereka tentang hukum syariat. Dengan demikian mereka akan segera menyadari terhadap semua tipuan hawa nafsu dan iblis. Jika Wali Nuqoba’ melihat bekas telapak kaki seseorang diatas tanah, mereka mengetahui apakah jejak orang alim atau bodoh, orang baik atau tidak.
6. Wali Nujaba’
Jumlahnya mereka sebanyak 8 orang dalam setiap masa.
7. Wali Hawariyyun
Berasal dari kata hawari, yang berarti pembela. Ia adalah orang yang membela agama Allah, baik dengan argumen maupun senjata. Pada zaman nabi Muhammad sebagai Hawari adalah Zubair bin Awam. Allah menganugerahkan kepada Wali Hawariyyun ilmu pengetahuan, keberanian dan ketekunan dalam beribadah.
8. Wali Rajabiyyun
Dinamakan demikian, karena karomahnya muncul selalu dalam bulan Rajab. Jumlah mereka sebanyak 40 orang. Terdapat di berbagai negara dan antara mereka saling mengenal. Wali Rajabiyyun dapat mengetahui batin seseorang. Wali ini setiap awal bulan Rajab, badannya terasa berat bagaikan terhimpit langit. Mereka berbaring diatas ranjang dengan tubuh kaku tak bergerak. Bahkan, akan terlihat kedua pelupuk matanya tidak berkedip hingga sore hari. Keesokan harinya perasaan seperti itu baru berkurang. Pada hari ketiga, mereka menyaksikan peristiwa ghaib.Berbagai rahasia kebesaran Allah tersingkap, padahal mereka masih tetap berbaring diatas ranjang. Keadaan Wali Rajabiyyun tetap demikian, sesudah 3 hari baru bisa berbicara.Apabila bulan Rajab berakhir, bagaikan terlepas dari ikatan lalu bangun. Ia akan kembali ke posisinya semula. Jika mereka seorang pedagang, maka akan kembali ke pekerjaannya sehari-hari sebagai pedagang.
9. Wali Khatam
Khatam berarti penutup. Jumlahnya hanya seorang dalam setiap masa. Wali Khatam bertugas menguasai dan mengurus wilayah kekuasaan ummat nabi Muhammd,saw.

derajat Wali yang disandang sesorang itu adalah merupakan anugrah dari Alloh yang telah dicapai seorang hamba dalam mencari Hakekat Alloh ( Aripbillah). Bahkan ibadahnya seorang wali itu lebih utama dibandingkan dengan ibadahnya seorang Ulama yang A’lim.Kenapa demikian ? seorang Wali telah mencapai hakekat Alloh sedangkan seorang ulama baru tahap mencari jalan untuk mencapai hakekat Alloh. wali dapat diketahui dengan wali yang lain ada juga seseorang yang menjadi wali Alloh tapi dirinya tidak tahu bahwa dia seorang Wali. Wallulloh a’lam

Selasa, 19 April 2011

MENGENAL SYAIKH ABDUL QADIR JAELANI

Beliau adalah seorang ulama besar sehingga suatu kewajaran jika sekarang ini banyak kaum muslimin menyanjungnya dan mencintainya..Ada juga sebagian kaum muslimin yang menjadikan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani sebagai wasilah dalam do’a mereka.

Kelahirannya

Syaikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang ‘alim di Baghdad yang lahir pada tahun 490/471 H di kota Jailan atau disebut juga Kailan. Sehingga di akhir nama beliau ditambahkan kata Al Jailani atau Al Kailani atau juga Al Jiliy.

Pendidikannya

Pada usia yang masih muda beliau telah merantau ke Baghdad dan meninggalkan tanah kelahirannya. Di sana beliau belajar kepada beberapa orang ulama seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthath, Abul Husein Al Farra’ dan juga Abu Sa’ad Al Mukharrimi sehingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama.

Pemahamannya

Beliau seorang Imam bermadzhab Hambali. Menjadi guru besar madzhab ini pada masa hidup beliau. Beliau adalah seorang alim yang beraqidah ahlus sunnah mengikuti jalan Para Pendahulu Islam Yang Sholeh. Dikenal banyak memiliki karamah-karamah. Tetapi banyak pula orang yang membuat-buat kedustaan atas nama beliau. Kedustaan itu baik berupa kisah-kisah, perkataan-perkataan, ajaran-ajaran, “thariqah” yang berbeda dengan jalan Rasululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam, para sahabatnya dan lainnya.


Syaikh Abdul Qadir Al Jailani menyatakan dalam kitabnya, Al Ghunyah, “Dia (Alloh) di arah atas, berada di atas ‘ArsyNya, meliputi seluruh kerajaanNya. IlmuNya meliputi segala sesuatu. “Kemudian beliau menyebutkan ayat-ayat dan hadits-hadits, lalu berkata, “Sepantasnya menetapkan sifat istiwa’ (Alloh berada di atas ‘ArsyNya) tanpa takwil (menyimpangkan kepada makna lain, -seperti Alloh dihati atau dimana-mana, ini adalah keyakinan batil-). Dan hal itu merupakan istiwa’ dzat Alloh Subhanahu wa Ta’ala di atas ‘Arsy.

Dakwahnya

Suatu ketika Abu Sa’ad Al Mukharrimi membangun sekolah kecil di sebuah daerah yang bernama Babul Azaj dan pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada Syaikh Abdul Qadir. Beliau mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim di sana sambil memeberikan nasehat kepada orang-orang yang ada di sana, sampai beliau meninggal dunia di daerah tersebut.

Banyak sudah orang yang bertaubat demi mendengar nasihat beliau. Banyak orang yang bersimpati kepada beliau, lalu datang ke sekolah beliau. Sehingga sekolah ini tidak kuat menampungnya. Maka diadakan perluasan.

Imam Adz Dzahabi dalam menyebutkan biografi Syaikh Abdul Qadir Al Jailani dalam Siyar A’lamin Nubala, menukilkan perkataan Syaikh sebagai berikut, “Lebih dari lima ratus orang masuk Islam lewat tanganku, dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat.”

Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama terkenal, seperti Al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam. Ibnu Qudamah penyusun kitab fiqh terkenal Al Mughni.

Wafatnya

Beliau Wafat pada hari Sabtu malam, setelah maghrib, pada tanggal 9 Rabi’ul Akhir tahun 561 H di daerah Babul Azaj.

Pendapat Para Ulama tentang Beliau

Ketika ditanya tentang Syaikh Abdul Qadir Al jailani, Ibnu Qudamah menjawab, “Kami sempat berjumpa dengan beliau di akhir masa kehidupannya. Beliau menempatkan kami di sekolahnya. Beliau sangat perhatian kepada kami. Kadang beliau mengutus putra beliau Yahya untuk menyalakan lampu buat kami. Terkadang beliau juga mengirimkan makanan buat kami. Beliau senantiasa menjadi imam dalam shalat fardhu.”

Ibnu Rajab di antaranya mengatakan, “Syaikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang yang diagungkan pada masanya. Diagungkan oleh banyak para syaikh, baik ulama dan para ahli zuhud. Beliau memiliki banyak keutamaan dan karamah. Tetapi ada seorang yang bernama Al Muqri’ Abul Hasan Asy Syathnufi Al Mishri (orang Mesir) mengumpulkan kisah-kisah dan keutamaan-keutamaan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani dalam tiga jilid kitab. Aku telah melihat sebagian kitab ini, tetapi hatiku tidak tenteram untuk meriwayatkan apa yang ada di dalamnya, kecuali kisah-kisah yang telah masyhur dan terkenal dari kitab selain ini. Karena kitab ini banyak berisi riwayat dari orang-orang yang tidak dikenal. Juga terdapat perkara-perkara yang jauh (dari agama dan akal), dakwaan-dakwaan dan perkataan yang batil tidak terbatas. Semua itu tidak pantas dinisbatkan kepada Syaikh Abdul Qadir Al Jailani.

Ibnu Rajab juga berkata, “Syaikh Abdul Qadir Al Jailani memiliki pendapat yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Alloh Subhanahu wa Ta’ala, takdir, dan ilmu-ilmu ma’rifat yang sesuai dengan sunnah. Beliau memiliki kitab Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq, kitab yang terkenal. Beliau juga mempunyai kitab Futuhul Ghaib. Murid-muridnya mengumpulkan perkara-perkara yang banyak berkaitan dengan nasehat dari majelis-majelis beliau. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang pada sunnah. “

Imam Adz Dzahabi mengatakan, “intinya Syaikh Abdul Qadir Al Jailani memiliki kedudukan yang agung. Tetapi terdapat kritikan-kritikan terhadap sebagian perkataannya, dan Alloh Subhanahu wa Ta’ala menjanjikan (ampunan atas kesalahan-kesalahan orang-orang beriman). Namun sebagian perkataannya merupakan kedustaan atas nama beliau.”

Imam Adz Dzahabi juga berkata, “Tidak ada seorangpun para ulama besar yang riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisah hikayat, selain Syaikh Abdul Qadir Al Jailani, dan banyak di antara riwayat-riwayat itu yang tidak benar bahkan ada yang mustahil terjadi.” [mediamuslim.info]

KONSEP MA'RIFAT SYAIKH ABDUL QADIR JAELANI

KONSEP MA'RIFAT SYAIKH ABDUL QADIR AL-JAILANI
Skripsi/Undergraduate Theses from digilib-uinsuka / 2009-06-04 10:45:21
By : ANISUL FUAD NIM : 03511271-02, Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Created : 2009-06-04, with 1 files

Keyword : Ma'rifat, Syaikh Abdul Qadir Al Jaelani

ABSTRAK


Tasawuf, menurut terminologi adalah wasilah (medium atau perantara) yang ditempuh oleh seorang mukmin melalui proses upaya dalam rangka menghakikatkan syariat lewat tarikat untuk mencapai ma'rifat. Karena pada intinya, tasawuf adalah penyucian diri agar bisa mengenal sampai kepada Tuhan. Hal ini sebagaimana Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya telah mempraktekkan cara ibadah yang benar dan bagaimana cara mengenal dan sampai pada Tuhan (ma'rifatullah).

Seiring dengan berjalannya sejarah peradaban Islam, telah muncul banyak ahli tasawuf (para sufi) yang melahirkan dan membawa konsep masing-masing. Di antara mereka banyak terdapat kesamaan, meskipun ada sedikit perbedaan. Jelasnya tasawuf merupakan tradisi keilmuan islam, yang berjasa sebagai disiplin ilmu yang mampu memberikan reaksi terhadap kondisi sosial masyarakat yang telah korup dan membantu dengan cara memberikan pemecahan atau solusi kepada manusia yang merasa tidak puas dengan ibadah-ibadah formal yang sudah digariskan oleh ahli fiqih.

Sebagai seorang sufi dan ulama, Syaikh Abdul Qadir al-Jailani mampu menjembatani kesenjangan yang terjadi antara ajaran tasawuf yang dipegang dan dikembangkan oleh kalangan sufi dan ajaran syariah yang dikembangkan oleh kalangan fiqaha. Sehingga antara ajaran fiqih dan tasawuf berjalan bersama dan sekaligus saling melengkapi.

Dengan demikian, untuk dapat mengetahui lebih mendalam perlu diadakannya penelitian, yang sekaligus gambaran di atas menjadi latar belakang dari urgensitas penelitian ini. Adapun pokok masalahnya adalah mempertanyakan bagaimana Konsep Ma'rifat, dan Maqamat Syaikh Abdul Qadir al-Jailani dalam mencapai kebahagiaan hakiki (ma'rifatullah).

Studi ini mengangkat tema "Konsep Ma'rifat Menurut Syaikh Abdul Qadir al-Jailani". Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), dan dalam penelitian ini menggunakan metode content analisys (analisis isi) dengan pendekatan filosofis, yaitu mengacu kepada karya Syaikh Abdul Qadir al-Jailani "Fathul Rabbani". Dari hasil studi yang telah dilakukan kemudian diuraikan secara analisis-deskriptif.

Adapun hasil temuan akademik adalah sebagai berikut: (1). Menurut Syaikh Abdul Qadir, pada hakikatnya "ma'rifat" adalah mengenali Allah dengan segala Sifat, Zat, Afal-Nya, dan juga mengenali makhluk-makhluk-Nya sekaligus mengimaninya. Pendapatnya ini cenderung berpihak kepada pendapatnya Asy'ariyah. Ketika seorang pada kondisi ma'rifat, hanya sampai pada level fana semata. Fana menurutnya adalah: mensucikan dan membersihkan diri dari sifat-sifat menyekutukan Allah dengan selain Allah. Tidak sebagaimana yang lain hingga sampai pada pengakuan ittihad dan hulul. (2). Seorang pencari kesadaran Ilahiyah, haruslah melewati maqamat-maqamat kenaikan rohani untuk dapat ber-ma'rifatullah. Menurut Syaikh Abdul Qadir maqam-maqam yang harus dilewati seorang pencari kesadaran (mutasawwif) illahiyah adalah maqam taubat, zuhud, tawakkal, syukur, sabar, rida, dan jujur, yang selanjutnya adalah ma'rifat.

Dengan menggunakan konsep ma'rifat menurut Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, diharapkan kekeringan jiwa manusia dapat terisi dengan sepiritualitas, untuk memenuhi kebutuhan batin manusia, dan sekaligus bagi sarana dalam mewujudkan manusia ideal, yang konsisten dengan prinsip equilibrium dalam Islam.

Copyrights : Copyright ï¿Â½ 2009 by Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Verbatim copying and distribution of this entire article is permitted by author in any medium, provided this notice is preserved.

EMPAT GOLONGAN MANUSIA MENURUT PANDANGAN SYHAIK ABDUL KADIR JAELANI

Ada empat jenis manusia. Yang pertama, tak berlidah dan tak berhati. Mereka adalah manusia biasa, bodoh dan hina. Mereka tak pernah ingat kepada Allah. Tiada kebaikan dalam diri mereka. Mereka bagai sekam tak berbobot, jika Allah tak mengasihi mereka, membimbing hati mereka kepada keimanan pada-Nya Sendiri. Waspadalah, jangan menjadi seperti mereka. Inilah manusia-manusia sengsara dan dimurkai oleh Allah. Mereka adalah penghuni-penghuni neraka. Kita berlindung kepada Allah dari mereka.

Hiasilah dirimu dengan ma'rifat. Jadilah guru kebenaran, pembimbing ke jalan agama, pemimpinnya dan penyerunya. Ingat, bahawa kau mesti mendatangi mereka, mengajak mereka kepada ketaatan kepada Allah dan memperingatkan mereka akan dosa terhadap Allah. Maka, kau akan menjadi pejuang di jalan Allah dan akan dipahalai, sebagaimana para nabi dan utusan Allah. Nabi Suci saw. berkata kepada Ali r.a.:

"Jika Allah membimbing seseorang melalui pembimbingmu atasnya, adalah lebih baik bagimu daripada tempat matahari terbit."

Yang kedua, berlidah tapi tak berhati. Mereka berbicara bijak, tapi tak berbuat bijak. Mereka menyeru orang kepada Allah, tapi mereka sendiri jauh dari-Nya. Mereka jijik terhadap noda orang lain, tapi mereka sendiri tenggelam dalam noda. Mereka menunjukkan kepada orang lain kesalehan mereka, tapi mereka sendiri berbuat dosa besar terhadap Allah. Bila sendirian, mereka bagai serigala berpakaian. Inilah manusia yang tentangnya Nabi memperingatkan. Ia bersabda:

"Hal yang paling mesti ditakuti, yang aku takuti, oleh pengikut-pengikutku, iaitu orang berilmu yang jahat."

Kita berlindung kepada Allah dari orang semacam itu. Maka dari itu, menjauhlah selalu dari orang seperti itu, agar kau tak terseret oleh manisnya lidahnya, yang kemudian api dosanya akan membakarmu, dan kebusukan ruhani serta hatinya akan membinasakanmu.

Yang ketiga, berhati tapi tak berlidah, dan beriman. Allah telah memberinya dari makhluk-Nya, menganugerahinya pengetahuan tentang noda-noda dirinya sendiri, mencerahkan hatinya dan membuatnya sedar akan mudharatnya berbaur dengan manusia, akan kekejian berbicara dan yang telah yakin bahawa keselamatan ada dalam ke-diam-an serta keberadaan dalam sebuah sudut, sebagaimana sabda Nabi saw.: "Barangsiapa senantiasa diam, maka ia memperolehi keselamatan." "Sesungguhnya pengabdian kepada Allah terdiri atas sepuluh bahagian, yang sembilan bahagian ialah ke-diam-an." Maka, orang ini adalah wali Allah dalam hal rahsia-Nya, terlindungi, memiliki keselamatan dan banyak pengetahuan, terahmati dan segala yang baik ada padanya. Nah, ingatlah, bahawa kau mesti senantiasa bersama dengan orang semacam ini, layanilah ia, cintailah ia dengan memenuhi kebutuhan yang dirasakannya, dan berilah ia hal-hal yang akan menyenangkannya. Bila kau melakukan yang demikian ini, maka Allah akan mencintaimu, memilihmu dan memasukkanmu ke dalam kelompok sahabat dan hamba saleh-Nya disertai rahmat-Nya.

Yang keempat ialah manusia yang diundang ke dunia ghaib, yang dipakaikan kemuliaan.

"Barangsiapa mengetahui dan bertindak berdasarkan pengetahuannya dan memberikannya kepada orang lain, maka ia diundang ke dunia ghaib dan menjadi mulia."

Orang semacam itu memiliki pengetahuan tentang Allah dan tanda-Nya. Hatinya menjadi penyimpan pengetahuan yang langka tentang-Nya, dan Ia menganugerahkan kepadanya rahsia-rahsia yang disembunyikan-Nya dari yang lain. Ia memilihnya, mendekatkannya kepada-Nya Sendiri, membimbingnya, memperluas hatinya agar bisa menerima rahsia-rahsia dan pengetahuan-pengetahuan ini, dan menjadikannya seorang pekerja dijalan-Nya, penyeru hamba-hamba-Nya kepada jalan kebajikan, pengingat akan siksaan perbuatan-perbuatan keji, dan hujjatullah di tengah-tengah mereka, pemandu dan yang terbimbing, perantara, dan yang perantaraannya diterima, seorang shiddiq dan saksi kebenaran, wakil para nabi dan utusan Allah, yang bagi mereka limpahan rahmat Allah.

Maka, orang ini menjadi puncak umat manusia. Tiada maqam di atas ini, kecuali maqam para nabi. Adalah kewajipanmu untuk berhati-hati, agar kau tak memusuhi orang semacam itu, tak menjauhinya dan tak melecehkan ucapan-ucapannya. Sesungguhnya keselamatan terletak pada ucapan dan kebersamaan dengan orang itu. Sedang kebinasaan dan kesesatan terletak pada selainnya; kecuali orang yang dikurniai oleh Allah daya dan pertolongan yang membawa kepada kebenaran dan kasih sayang. Nah, telah kupaparkan bagimu bahawa manusia dibahagi menjadi empat bahagian. Maka, perhatikanlah dirimu sendiri jika kau punya jiwa yang terus-mata. Selamatkanlah dirimu dengan sinarnya, jika kau ingin sekali menyelamatkannya dan mencintainya.

Semoga Allah membimbing kita kepada yang dicintainya di dunia ini dan di akhirat!

copyrigt; Juned Topan.. Diberdayakan oleh Blogger.